BAB II
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
2.1 Objek 1
(Resistor)
2.1.1
Tujuan
Adapun tujuan dari
praktikum ini adalah :
1. Dapat membaca gelang warna dan menghitung besaran
resistor.
2. Dapat menyusun resistor yang dirangkai seri dan
paralel serta tersusun dengan model jembatan wheatstone.
3. Dapat menghitung besaran tahanan total dan pengganti.
2.1.2
Manfaat
Adapun manfaat dari
praktikum ini adalah :
1. Agar praktikan dapat membaca gelang warna dan
menghitung besaran resistor.
2. Agar praktikan dapat menyusun resistor yang dirangkai
seri dan paralel serta tersusun dengan model jembatan wheatstone.
3. Agar praktikan dapat menghitung besaran tahanan total
dan pengganti.
2.1.3
Tinjauan Pustaka
Resistor adalah komponen elektronik dua kutub yang
didesain untuk menahan arus listrik dengan memproduksi tegangan listrik di
antara kedua kutubnya, nilai tegangan terhadap resistansi berbanding dengan
arus yang mengalir. Resistor digunakan sebagai bagian dari jejaring elektronik
dan sirkuit elektronik, dan merupakan salah satu komponen yang paling sering
digunakan. Resistor dapat dibuat dari bermacam-macam komponen dan film, bahkan
kawat resistansi (kawat yang dibuat dari paduan resistivitas tinggi seperti
nikel-kromium). Karakteristik utama dari resistor adalah resistansinya dan daya
listriknya yang dapat dihantarkan. Karakteristik lain termasuk koefisien suhu,
derau listrik (noise), dan induktansu.
Resistor dapat diintegrasikan kedalam sirkuit hibrida dan papan sirkuit cetak,
bahkan terpadu.
Resistor adalah komponen dasar elektronika yang selalu
digunakan dan paling banyak dalam setiap rangkaian elektronika. Fungsi resistor
adalah sebagai pengatur dalam membatasi jumlah arus yng mengalir dalam suatu
rangkaian. Dengan adanya resistor menyebabkan arus listrik dapat disalurkan
sesuai dengan kebutuhan. Adapun fungsi resistor secara lengkap adalah sebagai
berikut :
1. Berfungsi untuk menahan sebagian arus listrik agar
sesuai dengan kebutuhan suatu rangkaian elektronika.
2. Berfungsi untuk menurunkan tegangan sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh rangkaian elektronika.
3. Berfungsi untuk membagi tegangan.
4. Berfungsi untuk membangkitkan frekuensi tinggi dan
frekuensi rendah dengan bantuan transistor dan kondensator (kapasitor).
5. Sebagai pembagi arus.
6. Sebagai penurunan tegangan.
7. Menghambat arus listrik.
8. Pengatur volume (potensiometer).
9. Pengatur kecepatan motor (rheostat).
Berdasarkan jenis dan bahan yang digunakan untuk
membuat resistor dibedakan menjadi :
1. Resistor kawara (wirewound
resistor)
Gambar 1. Resistor
kawat
Resistor kawat atau wirewound resistor merupakan resistor
yang dibuat dengan bahan kawat yang dililitkan. Sehingga nilai resistansi
resistor ditentukan dari panjangnya kawat yang dililitkan. Resistor jenis ini
pada umumnya dibuat dengan kapasitas daya yang besar.
2.
Resistor arang (carbon
film resistor)
Gambar 2. Resistor arang
Resistor arang atau
resistor karbon merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama batang arang
atau karbon. Resistor karbon ini merupakan resistir yang banyak digunakan dan
banyak yang diperjual belikan. Dipasaran resistor jenis ini dapat dijumpai
dengan kapasitas daya 1/16 Watt, 1/8 Watt, 1/4 Watt, ½ Watt, 1 Watt, 2 Watt,
dan 3 Watt.
3.
Resistor oksida logam (metal film resistor)
Gambar 3. Resistor
oksida logam
Resistor oksida logam atai lebih dikenal dengan nama resistor metal film
merupakan resistor yang dibuat dengan bahan utama oksida logam yang memiliki
karakteristik lebih baik. Resistor metal film ini dapat ditemui dengan nilai
toleransi 1% dan 2%. Bentuk fisik resistor metal film ini mirip dengan resistor
karbon hanya beda warna dan jumlah cincin warna yang digunakan dalam penilaian
resistor tersebut. Sama seperti resistor karbon, resistor metal film ini juga
diproduksi dalam beberapa kapasitas daya yaitu 1/8 Watt, 1/4 Watt, 1/2 Watt.
Kemudian berdasarkan nilai resistansinya resistor dibedakan menjadi :
1.
Resistor tetap (fixed resistor)
Resistor tetap merupakan resistor yang niai resistansinya tidak dapat
diubah atau tetap. Berfungsi sebagai pembagi tegangan, mengatur atau membatasi
arus pada suatu rangkaian serta memperbesar dan memperkecil tegangan. Resistor
tetap dapat ditemui dalam beberapa jenis, seperti :
1)
Metal Film Resistor
2) Metal Oxide
Resistor
3) Carbon Film
Resistor
4) Ceramic Encased
Wirewound
5) Economy Wirewound
6) Zero Ohm Jumper
Wire
7) S I P Resistor
Network
2. Resistor tidak tetap (variable resistor)
Resistor tidak tetap merupakan resistor yang nilainya
dapat berubah-ubah dengan jalan menggeser atau memutar toggle pada alat
tersebut, sehingga nilai resistor dapat ditetapkan sesuai dengan kebutuhan.
Berfungsi sebagai pengatur volume (mengatur besar kecilnya arus), tone control pada sound system, pengatur tinggi rendahnya nada (bass/treble) serta berfungsi sebagai pembagi tegangan arus dan
tegangan. Resistor tidak tetap atau variable
resistor terdiri dari :
1) Potensiometer
Gambar
4. Potensiometer
Tipe variable resistor yang dapat diatur nilai resistansinya secara
langsung karena telah dilengkapi dengan tuas kontrol. Potensiometer terdiri
dari 2 jenis yaitu petensiometer linier dan potensiometer logaritmis.
2) Trimer Potensiometer
Gambar 5. Trimer
potensiometer
Tipe variable
resistor yang membutuhkan alat bantu (obeng) dalam mengatur nilai
resistansinya. Pada umumnya resistor jenis ini disebut dengan istilah Trimer Potensiometer atau VR resistor.
3) Thermistor
Gambar 6.
Thermistor
Tipe
resistor variable yang nilai
resistansinya akan berubah mengikuti suhu disekitar resistor. Thermistor
terdiri dari 2 jenis yaitu NTC dan PTC. NTC (Negative Temperature Coefficient) yaitu resistor yang nilainya akan
bertambah kecil bila terkena suhu panas. PTC (Positive Temperature Coefficient) yaitu resistor yang nilain akan
bertambah bila temperaturnya menjadi dingin.
4) LDR (Light
Depending Resistor)
Gambar 7. LDR
Tipe
resistor variable yang nilai
resistansinya akan berubah mengikuti cahaya yang diterima oleh LDR tersebut.
Jenis-jenis
rangkaian :
1. Rangkaian seri
Suatu rangkaian listrik dimana input suatu komponen berasal dari output komponen lainnya atau salah satu rangkaian listrik yang
disusun secara sejajar.
Gambar 8.
Rangkaian seri
Sumber : http://www.guruipa.com/2015/11/pengertian-macam-macam-rangkaian-liatrik-seri-pararel-dan-campuran-beserta-rumusnya.html
2. Rangkaian paralel
Suatu rangkaian listrik dimana input suatu komponen berasal dari sumber yang sama.
Gambar 9.
Rangkaian paralel
Sumber : http://www.guruipa.com/2015/11/pengertian-macam-macam-rangkaian-liatrik-seri-pararel-dan-campuran-beserta-rumusnya.html
3. Rangkaian campuran
Rangkaian listrik gabungan dari seri dan paralel.
Gambar 10. Campuran
Sumber : http://www.guruipa.com/2015/11/pengertian-macam-macam-rangkaian-liatrik-seri-pararel-dan-campuran-beserta-rumusnya.html
Resistor dengan empat warna adalah jenis resistor yang
paling banyak digunakan. Cara membaca resistor 4 warna sangat mudah, dengan
menghafal kode warna yang ada, maka ketika sering membaca nilai resitornya
nanti secara otoamtis akan dengan sangat mudah membaca nilai resistor tersebut
tanpa perlu berfikir lagi. Kedua pita warna pertama pada resistor 4 warna
menunjukkan nilai dari resistensinya, sedangkan pada pita ketiga menunjukkan
faktor pengali atau jumlah nol yang digabungkan dengan pita pertama dan pita
kedua. Untuk pita warna keempat menunjukkan toleransi resistor tersebut.
Cara membaca nilai resistor lima wana tidak berbeda
jauh dengan resistor empat warna. Resistor dengan pita 5 warna biasanya memilik
nilai resistensi yang lebih spesifik dan memiliki nilai toleransi yang lebih
kecil seperti pada resistor jenis film metal yang rata-rata menggunakan pita 5
warna. Pada resistor dengan pita 5 warna, ketiga warna pertama menunjukkan
nilai resistansinya, sedangkan pita keempat menunjukkan faktor pengali atau
jumlah nol, dan pita terakhir (pita kelima) menunjukkan toleransinya.
Membaca nilai resistor 6 warna sebenarnya hampir sama
dengan cara membaca nilai resistor 5 warna, hanya saja ada penambahan satu pita
warna lagi, yakni pita keenam yang menunjukkan koefisien suhu dari resistor
tersebut. Sama seperti resistor 5 warna, ketiga pita warna pada resistor 6
warna menunjukkan nilai resistensinya, sedahngka pita keempat menunjukkan
faktor kali atau penambahan jumlah nol, pita kelima toleransi, dan pita keenam
koefisien suhu.
2.1.4
Metoda
2.1.4.1 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan
yang digunakan pada praktikum ini adalah :
1.
Resistor
2.
Multimeter
3.
Papan protoboard
4.
Tool kit
elektronik
5.
Adaptor
6.
Potensiometer
7.
Kabel
8.
Kardus 20x30
9.
Lakban plastik
bening kecil
10. PCB berlubang
11. Double tip
2.1.4.2 Prosedur Kerja
Adapun prosedur kerja yang digunakan dalam praktikum
ini adalah :
1. Amati gelang warna pada resistor, lalu tentukanlah
besaran tahanan resistor berdasarkan pembacaan gelang warnanya.
2. Selanjutnya ukur besar tahanan resistor tersebut
dengan multimeter. Catat data pada tabel yang ada di modul.
3. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan besar tahanan
antara hasil perhitungan gelang warna dengan pengukuran multimeter.
4. Buatlah rangakaian resistor seperti gambar pada modul.
5. Tentukan besar tegangan pada Va, Vb, dan Vc
berdasarkan perhitungan matematis.
6. Ukurlah besar tegangan pada Va, Vb, dan Vc menggunakan
multimeter. Catat data pada tabel yang ada di modul.
7. Jelaskan mengapa terjadi perbedaan besar tegangan
antara hasil perhitungan dengan menggunakan multimeter.
DAFTAR PUSTAKA
Rusmadi, Dedy. 2001. Mengenal Komponen Elektronika. Bandung : PT.
Pionir Jaya.
Prasetyono, Dwi Sunar. 2003. Belajar Sistem Cepat Elektronika.
Yogyakarta : PT. Absolut.
Zam, Efvy Zamidra. 2002. Mudah Menguasai ElektronikaI. Surabaya ;
PT. Indah Surabaya.
Baghus, Arnandha dan Nuning
Armawati. 2012. Rangkaian Seri dan Paralel.
https://www.scribd.com/doc/125096399/Jurnal-E2-Arnandha-Baghus. Diakses tanggal 24
Oktober 2016 pukul 23.05 WIB di Padang.
Fidianti, Novia. 2013. Makalah Resistor dan Jenis-Jenis Resistor.
https://www.academia.edu/6257997/MAKALAH_RESISTOR. Diakses pada tanggal 24
Oktober 2016 pukul 23.05 WIB di Padang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar