V. Objek 5. (Sifat Aerodinamis Produk Pertanian)
2.5.1 Tujuan dan Manfaat
2.5.1.1 Tujuan
Adapun tujuan yang
dapat di ambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.Melihat
hubungan kecepatan fluida untuk pemisahan.
2.Menentukan
nilai terminal velocity
2.5.1.2 Manfaat
Adapun manfaat yang dapat di ambil dari praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1.Mahasiswa dapat mengetahui hubungan
kecepatan fluida untuk pemisahan produk.
2.Mahasiwa dapat mengetahui aplikasi dari
sifat aerodinamis produk pertaian.
3.Mahasiwa dapat mengetahui kegunaan dari terminal velocity dalam produk pertanian.
3.Mahasiwa dapat mengetahui kegunaan dari terminal velocity dalam produk pertanian.
4.Mahasiwa
dapat mengetahui dari koefisien drag.
5.Mahasiswa
dapat mengetahui rumus matematis terminal
velocity.
6.Mahasiswa
memahami apa itu yang dimaksud dengan terminal
velocity.
2.5.2 Tinjauan Pustaka
Bila densitas partikel lebih besar dari
densitas fluida, maka partikel akan bergerak ke bawah (tenggelam dalam fluida).
Bila densitas partikel lebih kecil dari densitas fliuda, maka partikel akan
bergerak naik di atas fluida (mengapung di permukaan fluida). Ketika aliran
udara digunakan untuk memisahkan sekan, dedak, atau jerami dari gabah,
diperlukan pengetahuan tentang kecepatan terminal dari partikel-partikel yang
akan dipisahkan.
Tujuannya untuk mengetahui besarnya
kecepatan udara yang baik untuk pemisah biji-bijian dari benda-benda
asing.Dengan penjelasan tersebut, jelas bahwa kecepatan terminal telah
digunakan sebagai karakteristik aerodinamik yang penting dari material-material
penerapan sebagai alat pengangkutan dan pemisahan bahan-bahan asing dari produk
yang diinginkan.
Hal terpenting untuk mendesain suatu
pemisah biji secara pneumatik adalah terminal
velocity. Terminal velocity merupakan kecepatan konstan atau mantap suatu
biji jatuh bebas dimana gaya ke bawah karena gravitasi sama dengan gaya karena
tekanan udara.
Ghamari et. al (2010) membuat permodelan
untuk memprediksi terminal velocity suatu bijian dengan menggunakan jaringan
saraf tiruan (ANN). Untuk gabah dengan kadar air 22% dan ukuran diameter
geometrik gabah 14,15 mm. Dari validasi diperoleh kolerasi antara aktual data
dan prediksi sebesar 0,96 dan menghasilkan terminal
velocity sebesar 4, 92 m/dt.
Proses pemisahan biji-bijian atau benih
pada umumnya menggunakan prinsip perbedaan berat antara biji-bijian tersebut
dengan kotoran maupun benda lain yang akan dibuang atau dipisahkan, dimana
tenaga yang digunakan adalah hembusan udara. Pada proses pemisahan beras,
bekatul, dan sekam terjadi pemisahan produk melibatkan aspek dinamika produk
serta dinamika udara.
Dalam sistem
siklon kedua aspek tersebut saling berintegrasi membentuk sistem siklon
sehingga bertujuan pembasahan beras dengan bekatul dapat terjadi dengan baik. Pembersihan
dengan hembusan udara yang digunakan sesuai dengan kecepatan terminal (terminal velocity) biji-bijian
tersebut.
Apabila parameter-parameter aerodinamika yang menentuka dalam proses
pemisahan beras, bekatul dan sekam adalah kecepatan terminal (Vt), drag
koefisien (Dc), kecepatan angkutan, serta sifat fisik produk seperti massa
jenis, diameter (Dp), luas proyeksi (Ap), serta sifat dari fisik udara yang
meliputi viskositas udara, massa jenis udara, penilitian dari aspek mikro
aerodinamika relative masih sedikit.
Pembuatan system siklon dilakukan
dengan mengambi data dari pustaka (masih bersifat umum ataupun tidak spesifik)
bahkan dilakukan dengan secara tria and error yakni mencoba dimana resiko
kegagalan dalam penerapannya cukup besar khususnya untuk seale up serta
prosedurnya. Ini sebaiknya ditinggalkan prosedur yang seperti ini.
Salah satu masalah dalam perancangan
bangunan mesin dan peralatan di bidang pengolahan hasil pertanian adalah belum
adanya data spesifik dari parameter- parameter yang dipergunakan untu rancang
bangun.
Pada rancang bangun pemisah beras,
bekatul, dan sekam perlu dimasukka dalam sifat aerodinamik pada bahan dan udara
sehingga bias mendapatkan pemisah beras dan bekatul secara sempurna dan
efisien. Sebagai contoh untuk penentuan kecepatan terminal produk (Vt) dimana
merupakan kecepatan minimal yang harus diberikan produk untuk dapat diangkat
(dipindahkan) dengan menggunakan energi gerak udara. Kebutuhan secara atau
seperti tekanan udara dipengaruhi oleh yang atau produk yang akan dipindahkan.
Faktor penting aerodinamika lainnya
mempengaruhi system siklon adalah drag coffeicient (c). Kehilangan energi untuk
setiap panjang aliran (Dp/Lo) merupakan sifat aerodinamik dari bahan dan
peralatan yang harus diperhatikan khusus kaitannya dengan pengaruh dimensi
peralatan.
Ketika datakuantitatif tersebut
sangat penting untuk menentukan karakteristik seridinamik pada sistem siklon.
Untuk mengetahui beberapa seberapa jauh kesalahan nilai kuantitatif aerodinamik
pada sistem siklon yang diperoleh dari pengukuran laboratorium dengan melalui
pembuatan model matematika secara keseluruhan.
Sistem siklon kemudian melakukan
input data hasil penelitian laboratorium sifat aerodinamik dan kemudian
membandingkan hasil antara hasil yang diperoleh secara teoritis dengan data
yang actual dari sitem siklon terkontrol.
Salah satu masalah dalam rancang
bangun dan scalae up sistem siklo untuk pemisahan beras, sekam, dan bekatul
adalah belum adanya data spesifik dari parameter-parameter yang dipengaruhi
untuk rancang bangun. Data spesifik untuk perancang bangunan sistem siklon
adalah parameter-parameter aerodinamika yang diperoleh tersebut kemudian
diaplikasikan dalam bentuk model matematikanya yang merupakan karakteristik
sistem siklon untuk pemisahan beras, bekatul, dan sekam. Karakteristik sistem
siklon divalidasi dengan cara membandingkan antara hasil yang diperoleh secara
teoritis dengan data actual dari sistem siklon terkontrol sehingga jadi secara
teknisnya.
Hasil kuantitatif karakteristik yang
kemudian dapat diperoleh dan dipergunakan sebagai dasar dalam racang bangun dan
scalae up pemisahan beras, bekatul, dan sekam dengan menggunakan sistem siklon.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan parameter-parameter
aerodinamik pada pemisahan beras, bekatul, dan sekam dengan sistem siklon
secara keseluruhan hubungan dengan parameter-parameter aerodinamik. Dan untuk
memperoleh karakteristik pemisahan beras, bekatu, dan sekam dengan sistem
siklon yang sudah ada atau tervalidasi.
Penggilingan padi bertujuan untuk
membuang sekam dan bekatul atau kotoran lainnya drai beras tuh. Penggilingan
padi menghasilkan campuran beras utuh, gabah belum tergiling, sekam, bekatul,
debu, beras perah dan biji gabah yang belum masak. Alat pemisah beras
memisahkan antara beras utuh dengan gabah belum masak, bekatul, dan debu, beras
perah dan sekam harus dibuang.
Pada aspek keteknikan hal yang
paling penting dipelajari adalah sifat fisik dan geometrik pada produk
pertanian.
Sifat aerodinamis adalah sifat bahan
pertanian yang mengalami proses pengangkutan dan pemisahan dari bahan yang
tidak diperlukan dengan menggunakan udara.
Terminal
velocity terjadi pada saat kecepatan gravitasi Fg sama dengan hambatan
udara Fd. Secara matematis terminal kecepatan tanpa mempertimbangkan daya apung
efek diberikan oleh :
Vt = [(2mg) / (ρACd)] ^1/2
dimana,
Vt = kecepatan terminal
m = massa dari benda jatuh
g = percepatan gravitasi
Cd = koefisien drag
Ρ = densitas udara dimana benda yang jatuh
A =
daerah diproyeksikan objek
Koefisien
drag (Cd) adalah bilangan yang menunjujja tahanan fluida yang
diterima oleh suatu benda. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan
fluida.
Menurut Mohsenin (1986) pembersihan,
penyortiran, dan peggolongan mutu akhir atau klasifikasi hasil dilakukan
berdasarkan sifat-sifat antara lain ukuran, bentuk, berat jenis, dan sifat
permukaan. Sementara menurut Henderson dan Perry (1976), tujuan akhir dari
pengkelasan suatu produk dimana sangat bergantung dari ukuran, bentuk, spesifik
gravity, dan karakteristik permukaan suatu bahan (bijian).
Selanjutnya Mohsenin mengatakan
bahwa pembersihan dan penyortiran butiran dan berbagai biji tidak dapat
dibedakan dengan jelas, karena proses ini dilakukan secara serempak dan caranya
berlaku bagi keduanya. Das pernah melakukan penelitian pemisahan gabah dan
beras dengan berbagai mekanisme pemisahan sistem rak yang bergerak secara
bolak-balik dan mengatur sudut kemiringan dari rak.
Sistem ini bekerja berdasarkan
perbedaan spesifik gravity dan karakteristik permukaan gabah dan beras.
Pembersihan padi atau beras atau winnowing adalah proses penampihan atau
memisahkan gabah (padi)dari kotoran / benda asing. Proses pembersihan padi ini
dapat dilakukan sebelum ataupun sesudah pengeringan.
Mekanisme kerjanya adalah pada saat
ada angina kencang, gabah ditaburkan dari atas ke bawah, sehingga kotoran yang
ringan akan terhembus ke samping dan gabah bersih akan jatuh vertical ke bawah
secara gravitasi.
Berdasarkan gravitasi, pemisahan
gabah dan beras dapat dilakukan berdasarkan berat jenis dari gabah. Alat
pemisah ini didasarkan pada dua keadaan diantaranya :
1.
Kemampuan butiran mengalir ke bawah pada
bidang miring.
2.
Pengaruh angkat atau pengembangan yang
dihasilkan leh gerakan udara ke atas.
Proses pemisahan
biji-bijian / benih pada umumnya menggunakan prinsip perbedaan berat antara
biji-bijian tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan dibuang atau
dipisahkan, dimana tenaga yang dibutuhkan / digunakan adalah hembusan angina.
Pemisahan dengan hembusan udara akan optimum apabila hembusan udaar yanag akan
digunakan sebagai pembersih sesuai dengan kecepatan terminal (Terminal Velocity).
Jika menggunakan
mesin maka proses aerodinamika padi akan menjadi lebih baik, contohnya mesin
preclenar berfungsi untuk membersihkan gabah dari benda-benda asing, tangkai
padi dan kotoran lainnya selama proses pengoperasiannya. Mekanisme mesin ini
dilakukan dengan metode pengayakan dari hembusan blower.
Mesin
air blower screen cleaner selain berfungsi membersihkan gabah dari kotoran dan
memisahkan gabah utuh dari gabah setengah hampa dengan standar kualitas tinggi
yang memenuhi persyaratan benih.
Mekanisme mesin ini dilakukan dengan metode hembusan
angin dan hisapan udara dengan blower. Pada mesin in terdapat 6 lubang
pengeluaran (outlet). Outlet utama untuk menyalurkan gabah yang bersih dan
utuh. Outlet yang kedua mengaturkan gabah setengah hampa. Outlet ketiga dan
keempat untuk mengeluarkan kotoran dan gabah yang hampa. Outlet kelima untuk
megeluarkan kotoran potongan jerami dan seresah. Outlet keenam adalah untuk
mengeluarkan debu dan kotoran ringan lainnya yang terdapat baja objek yang akan
dipisahkan.
2.5.3 Bahan dan Alat
2.5.3 Bahan dan Alat
2.5.3.1 Bahan
1. Gabah 1,5 kg
2. Beras 1,5 kg
2.5.3.2 Alat
1. Blower
2. Anemometer
3. Tabung
2.5.4 Metoda
1. Siapkan bahan dan alat
2. Ambil sampel masing-masing bahan + 100 gram
3. Pasang botol air mineral yang telah
dilubangi pada blower dan hidupkan
4. Masukkan bahan ke dalam tabung
5. lakukan pengamatan saat blower tertutup,
terbuka setengan dan hidupkan
6. Ukur kecepatanfluida dengan menggunakan
anemometer pada saat pengamatan
7. Hitung nilai terminal velocity menggunakan
rumus
Jika sebuah benda yang dijatuhkan ke dalam
sebuah fluida kental, kecepatannya semakin membesar sampai mencapaikecepatan
maksimum yang tetap.Kecepatan ini dinamakan sebagai kecepatan terminal.
Terminal velocity terjadi pada kecepatan
gravitasi Fg sama dengan hambatan udara Fd. Secara matematika terminal
kecepatan ini tanpa empertimbangkan daya apung efek diberikan oleh :
Vt = [(2mg) / (ρACd)] ^1/2
Koefisien drag
(Ca) merupakan bilangan yang menunjukkan besar kecilnya tekanan fluida yang
diterima oleh suatu benda. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan
fluida yang diterima benda saat berjalan adalah kecil, dan begitu juga
sebaliknya nilai Ca sangat bergantung pada bentuk dari suatu geometri.
Di dalam menentukan sifat aerodinamis pada
produk pertanian, digunakan blower.Blower pompa udara bertenaga listrik yang
udaranya dihasilkan melalui logam merupakan alat pemilah bahan pertanian yang
kerjanya berdasarkan bobot bahan.Alat ini menggunakan benda angin yang berasal
dari blower dengan kecepatan yang didapat
diatur sesuai kebutuhan.Pada primajaya, desain ini adalah mesin yang melakukan
penampilan namun terakomodasi kerjanya.
Mekanisme kerja blower adalah dengan memilahkan bahan pertania berdasarkan bobotnya
menggunakan konsep kelajuan terminalkan naik sedangkan sifat aerodinamika bahan
pertanian. Bahan yang memiliki bobot yang lebih ringan dari kelajuan terminal
akan naik sedangkan yang lebih berat dari kelajuan terminal akan turun.
Jika campuran bahan mengandung banyak
kotoran ringan, makam kotoran yang memiliki bobot paling ringan akan terangkat
dan terapung pada penampung atau pintu paling atas blower. Bahan yang
diinginkan akan tetap berada pada bagian bawah. Contoh penggunaan ini adalah
pada mesin penggiling padi yang memisahklan sekam dari beras. Sekam memiliki
bobot lebih rendah dari beras, sehingga beras akan jatuh, namun sekam akan
terhembus keluar.
Hasil kuantitatif karakterisitik yang
kemudian dapat diperoleh dan dipergunakan sebagai dasar dalam rancang bangun
dan scale up pemisah beras, sekam dan bekatul dengan mempergunakan sistem
silikon. Adapun tujuan dari sistem ini adalah:
1. Utuk menentukan parameter-parameter aerodinamika pada pemisah beras.
2. Menganalisis proses pemisah beras, bekatul dan sekam dengan sistem siklon secara keseluruhan hubungan dengan parameter-parameter aerodinamika.
3. Untuk memperoleh karakteristik pemisah beras, bekatul dan sekam dengan siklon yang sudah validasi.
1. Utuk menentukan parameter-parameter aerodinamika pada pemisah beras.
2. Menganalisis proses pemisah beras, bekatul dan sekam dengan sistem siklon secara keseluruhan hubungan dengan parameter-parameter aerodinamika.
3. Untuk memperoleh karakteristik pemisah beras, bekatul dan sekam dengan siklon yang sudah validasi.
Parameter-parameter
sifat aerodinamika meiputi yaitu :
Drag coefficient friksi (Cf)
Drag coefficient tekanan (Cd)
Drag coefficient total (C)
Dalam
hal ini proses penggilingan padi bertujuan untuk membuang sekam dan bekatul
atau kotoran lainnya dari beras utuh. Penggilingan padi menghasilkan campuran
beras utuh.Penggilingan ini juga menghasilkan gabah belum tergiling, sekam,
bekatul, debu, beras perah dan biji dari gabah yang belum masak.
2.5.5 Hasil dan Pembahasan
2.5.5.1 Hasil
Tabel 13. Penentuan Terminal Velocity
Gabah
|
0,026
|
980
|
0,00118
|
0,0087
|
15,7
|
29,31m/s
|
0,025
|
980
|
0,00118
|
0,0087
|
13,6
|
34,54m/s
|
|
0,018
|
980
|
0,00118
|
0,0087
|
6,8
|
33,13m/s
|
|
Rata-rata
|
0,023
|
980
|
0,00118
|
0,087
|
31,57
|
|
Beras
|
0,014
|
0,014
|
0,00118
|
0,046
|
0,014
|
29,31m/s
|
0,013
|
0,013
|
0,00118
|
0,046
|
0,013
|
34,54m/s
|
|
0,015
|
0,015
|
0,00118
|
0,046
|
0,015
|
33,13m/s
|
|
Rata-rata
|
0,014
|
0,014
|
0,001118
|
0,056
|
0,032
|
2.5.5.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini membahas mengenai
sifat aerodinamis produk pertanian.Sifat aerodinamis produk pertanian merupakan sifat yang menggunakan udara
sebagai medium dari pemisahan bahan tersebut.Dalam praktikum kali ini,nilai
yang di cari adalah nilai terminal
velocity dari bahan tersebut.Untuk mencari nilai terminal velocity tersebut,harus mengetahui massa dari bahan
tersebut,percepatan gravitasi,massa jenis bahan dan luas permukaan.Nilai luas
permukaan dan massa jenis tersebut berbanding terbalik dengan nilai terminal velocity. Sedangkan untuk nilai massa
dan percepatan gravitasi berbanding lurus dengan terminal velocity.
Untuk menentukan terminal velocity terdapat dua cara.Cara pertama,
menggunakan manual secara rumus.Untuk cara manual digunakan alat yang bernama
anemometer.Anemometer ini yang akan membaca angka pada kecepatn udara di blower.Kecepatan udara yang dihitung
oleh anemometer adalah kecepatan udara pada saat tertutup,setengah terbuka dan
kecepatan udara pada saat blower terbuka sempurna.Bahan yang di gunakan dalam praktikum ini adalah gabah dan
beras.Untuk kecepatan udara menggunakan
anemometer atau secara manual.
Untuk menentukan nilai dari terminal velocity secara terbuka
adalah kecepatan dariblower tersebut.Selanjutnya menentukan terminal velocity menggunakan rumus.Untuk menentukan terminal velocity,maka harus diketahui
trrlebih dahulu nilai dari panjang , lebar , dan tebal dari gabah dan
beras.Untuk mentukan panjang ,lebar, dan tebal tersebut menggunakan jangka sorong. Percobaan tersebut
di ambil tiga buah dari masing – masing gabah dan beras.Pengukuran menggunakan
jangka sorong tersebut bergunakan untuk mentukan geometric mean diameter dari
bahan – bahan tersebut.
Pada bahan praktikum gabah, geometric mean diameter (GMD) yang di
dapat secara berturut-turut adalah 0,341 cm,0,305 cm,dan 0,353 cm.Sehingga geometric mean diameter (GMD) rata -
rata dari bahan gabah ini adalah sebesar 0,333 cm.Geometric mean diameter (GMD) sama dengan nilai luas permukaan pada
penentuan terminal velocity. Sedangkan untuk bahan praktikum beras,nilai geometric mean diameter yang di
dapat secara berturut – turut sebesar0,258 cm,0,228 cm, dan 0,245 cm. Sehingga
didapat nilai geometric mean diameter
rata – rata sebesar 0,243 cm. Dari data yang telah didapatkan , maka nilai
geometric mean diameter dari gabah lebih
besar dari pada nilai geometric mean
diameter dari beras yaitu sebesar 0,333 cm. Faktor yang mempengaruhi gabah
lebih besar dari pada beras adalah tekstur dari kulit gabah tersebut. Dengan
adanya kulit pada gabah maka akan menambah nilai luas dari gabah tersebut.
Sebelum menentukan nilai terminal velocity juga harus mengetahui
nilai dari massa benda jatuh percepatan gravitasi , koefisien drag dan massa
jenis dari bahan tersebut. Untuk bahan gabah maka didapatkan massa dari benda
jatuh sebesar 0,026 gr , 0,025 gr , dan 0,018 gr. Massa ini diambil dari tiga
buah gabah yang diambil dalam 1 kg.Kemudian dihitung menggunakan timbangan
digital.Sedangkan untuk bahan beras massa yang didapat dalam praktikum tersebut
secara berturut – turut adalah 0,014 gr
, 0,013 gr , dan 0,015 gr. Sama hasilnya dengan gabah diambil dari tiga buah
beras dalam 1 kg berasyang digunakan praktikan.
Selanjutnya , dalam menentukan terminal velocity juga harus mengetahui
koefisien drag dari bahan tersebut. Koefisien dari bahan tersebut adalah 0,04.
Koefisien drag ini digunakan karena koefisien ini yang hampir mendekati gabah
dan beras. Koefisien drag merupakan
bilangan yang menunjukkan besar kecilnya tekanan fluida yang diterima oleh suatu benda. Harga
dari koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan fluida yang diterima benda
saat berjalan adalah kecil, dan begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien drag sangat bergantung pada
bentuk dari suatu geometric.
Kemudian hal yang perlu diperhatikandalam
menentukan terminal velocity adalah
massa jenis dari bahan tersebut. Pada praktikum objek lima ini yaitu sifat
aerodinamis produk pertanian. Bahan yang di butuhkan adakah udara. Sehingga
massa jenis yang digunakan adalah massa jenis dari udara. Untuk massa jenis
dari udara adalah sebesar 0,00118 g/cm3. Massa jenis udara ini sama
anatara terminal velocity percobaan satu dan percobaan dua pada bahan dari
gabah dan beras. Hal tersebut sudah menjadi ketetapan dari referensi. Sama
halnya dengan massa jenis air yang memiliki massa jenis sebesar 1 g/cm3.
Dimana – mana akan di pakai massa jenis air sebesar 1 g/cm3,karena
sudah menjadi ketetapan yang telah mendunia.
Pada bahan praktikum gabah , maka nilai terminal velocity yang didapat secara
berturut – turut adalah sebesar 35,22 m/s , 34,54 m/s , dan 29,31 m/s. Sehingga didapat nilai terminal velocity rata – rata dari bahan
praktikum gabah sebesar 79,53 m/s. Seadangkan bahan praktikum beras , nilai
terminal velocity yang di dapat pada praktikum
tersebutsebesar 35,55cm/s, 34,260 cm/s, dan 36,79 cm/s. Sehingga nilai
terminal velocity rata-rata adalah sebesar 947, 018 cm/s. Dari data tersebut
dapat di dilihat bahwa nilai terminalvelocity beras lebih besar dari pada nilai terminal velocity gabah. Hal tersebut
dapat terjadi karena pengaruh dari massa bahan tersebut.
Massa beras lebih besar dari massa gabah
karena beras tidak memiliki kulit, seingga udara tidak ada yang tersimpan
didalamnya, sedangkan gabah mimiliki luar atau kulit biji. Sehingga kulit tersebut
menyebabkan udara tertahan di
dalamnya.Maka hal ini yang membuat gabah lebih ringan dari pada beras.
Aplikasi dari sifat aerodinamika prod uk
pertanian ini dapat diterapkan pada mesin RMU (Rice Milling Unit) dimana pemisahan antara beras dan kotorannya,
serta dapat diterapkan pada penyortiran beras. Pada umumnya aplikasi dari
praktikum ini adalah sebagai pemisah antara bahan-bahan pertanian dengan
kotorannya, karena bahan tersebut sebelum diolah haus dipisahkan dari
benda-benda asing atau kotorannya.
2.5.6 Kesimpulan dan Saran
2.5.6.1 Kesimpulan
Dari praktikum yang telah dilakukan, maka
dapat diambil kesimpulan bahwa sifat aerodinamika produk pertanian merupakan
sifat yang menggunakan udara sebagai medium untuk melakukan percobaan terkhusus
gabah dan beras. Dalam praktikum ini, nilai yang dicari adalah nilai terminal
velocity terjadi pada saat kecepatan gravitasi Fg sama dengan hambatan udara
Fd. Faktor-faktor yang mempengaruhi terminal velocity adalah massa, percepatan
gravitasi, massa jenis dan luas permukaan dari bahan tersebut.
Pada bahan praktikum beras, nilai terminal velocity yang dapat secara
berturut-turut adalah sebesar 35,55cm/s, 34,260 cm/s, dan 36,79 cm/s. Sehingga
nilai terminal velocity rata-rata
adalah sebesar 947, 018 cm/s. Untuk bahan praktikum gabah didapatkan nilai terminal velocity yaitu sebesar
35,22cm/s, 34,54cm/s dan 29,31 cm/s. Sehingga rata-rata nilai velocity yaitu 79,53 cm/s.
Hal-hal yang mempengaruhi nilai terminal velocity dari gabah dan beras
berbeda antara yang menggunakan rumus dan yang secara manual adalah kurang
teliti dalam membaca skala anemometer yang digunakan untuk mengukur kecepatan
udara pada blower pada saat tertutup, setengah terbuka dan terbuka. Hal lain
yang mempengaruhi mungkin alat anemometer yang sudah kurang akurat.
2.5.5.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum
objek ini adalah lebih teliti dalam pembaca skala jangka sorong dan skala
anemometer.Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya berhati-hati dalam mengolah
data.Karena bisa terjadi kesalahan dalam perhitungan. Sebaiknya membaca modul
terlebih dahulu sebelu melakukan
praktikum, karena bisa lebih mengerti dalam melakukan praktikum.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar