Sabtu, 08 Oktober 2016

Sifat Aerodinamis Produk Pertanian



V. Objek 5. (Sifat Aerodinamis Produk Pertanian)

2.5.1 Tujuan dan Manfaat

2.5.1.1 Tujuan

Adapun tujuan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.Melihat hubungan kecepatan fluida untuk pemisahan.
2.Menentukan nilai terminal velocity

2.5.1.2 Manfaat

Adapun manfaat yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
                  1.Mahasiswa dapat mengetahui hubungan kecepatan fluida untuk pemisahan produk. 
                  2.Mahasiwa dapat mengetahui aplikasi dari sifat aerodinamis produk pertaian.  
                  3.Mahasiwa dapat mengetahui kegunaan dari terminal velocity dalam produk pertanian.
4.Mahasiwa dapat mengetahui dari  koefisien drag.
5.Mahasiswa dapat mengetahui rumus matematis terminal velocity.
6.Mahasiswa memahami apa itu yang dimaksud dengan terminal velocity.

2.5.2  Tinjauan Pustaka

      Bila densitas partikel lebih besar dari densitas fluida, maka partikel akan bergerak ke bawah (tenggelam dalam fluida). Bila densitas partikel lebih kecil dari densitas fliuda, maka partikel akan bergerak naik di atas fluida (mengapung di permukaan fluida). Ketika aliran udara digunakan untuk memisahkan sekan, dedak, atau jerami dari gabah, diperlukan pengetahuan tentang kecepatan terminal dari partikel-partikel yang akan dipisahkan.
      Tujuannya untuk mengetahui besarnya kecepatan udara yang baik untuk pemisah biji-bijian dari benda-benda asing.Dengan penjelasan tersebut, jelas bahwa kecepatan terminal telah digunakan sebagai karakteristik aerodinamik yang penting dari material-material penerapan sebagai alat pengangkutan dan pemisahan bahan-bahan asing dari produk yang diinginkan.
      Hal terpenting untuk mendesain suatu pemisah biji secara pneumatik adalah terminal velocity. Terminal velocity merupakan kecepatan konstan atau mantap suatu biji jatuh bebas dimana gaya ke bawah karena gravitasi sama dengan gaya karena tekanan udara.
      Ghamari et. al (2010) membuat permodelan untuk memprediksi terminal velocity suatu bijian dengan menggunakan jaringan saraf tiruan (ANN). Untuk gabah dengan kadar air 22% dan ukuran diameter geometrik gabah 14,15 mm. Dari validasi diperoleh kolerasi antara aktual data dan prediksi sebesar 0,96 dan menghasilkan terminal velocity sebesar 4, 92 m/dt.
      Proses pemisahan biji-bijian atau benih pada umumnya menggunakan prinsip perbedaan berat antara biji-bijian tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan dibuang atau dipisahkan, dimana tenaga yang digunakan adalah hembusan udara. Pada proses pemisahan beras, bekatul, dan sekam terjadi pemisahan produk melibatkan aspek dinamika produk serta dinamika udara.
Dalam sistem siklon kedua aspek tersebut saling berintegrasi membentuk sistem siklon sehingga bertujuan pembasahan beras dengan bekatul dapat terjadi dengan baik. Pembersihan dengan hembusan udara yang digunakan sesuai dengan kecepatan terminal (terminal velocity) biji-bijian tersebut.
            Apabila parameter-parameter  aerodinamika yang menentuka dalam proses pemisahan beras, bekatul dan sekam adalah kecepatan terminal (Vt), drag koefisien (Dc), kecepatan angkutan, serta sifat fisik produk seperti massa jenis, diameter (Dp), luas proyeksi (Ap), serta sifat dari fisik udara yang meliputi viskositas udara, massa jenis udara, penilitian dari aspek mikro aerodinamika relative masih sedikit.
            Pembuatan system siklon dilakukan dengan mengambi data dari pustaka (masih bersifat umum ataupun tidak spesifik) bahkan dilakukan dengan secara tria and error yakni mencoba dimana resiko kegagalan dalam penerapannya cukup besar khususnya untuk seale up serta prosedurnya. Ini sebaiknya ditinggalkan prosedur yang seperti ini.
            Salah satu masalah dalam perancangan bangunan mesin dan peralatan di bidang pengolahan hasil pertanian adalah belum adanya data spesifik dari parameter- parameter yang dipergunakan untu rancang bangun.
            Pada rancang bangun pemisah beras, bekatul, dan sekam perlu dimasukka dalam sifat aerodinamik pada bahan dan udara sehingga bias mendapatkan pemisah beras dan bekatul secara sempurna dan efisien. Sebagai contoh untuk penentuan kecepatan terminal produk (Vt) dimana merupakan kecepatan minimal yang harus diberikan produk untuk dapat diangkat (dipindahkan) dengan menggunakan energi gerak udara. Kebutuhan secara atau seperti tekanan udara dipengaruhi oleh yang atau produk yang akan dipindahkan.
            Faktor penting aerodinamika lainnya mempengaruhi system siklon adalah drag coffeicient (c). Kehilangan energi untuk setiap panjang aliran (Dp/Lo) merupakan sifat aerodinamik dari bahan dan peralatan yang harus diperhatikan khusus kaitannya dengan pengaruh dimensi peralatan.
            Ketika datakuantitatif tersebut sangat penting untuk menentukan karakteristik seridinamik pada sistem siklon. Untuk mengetahui beberapa seberapa jauh kesalahan nilai kuantitatif aerodinamik pada sistem siklon yang diperoleh dari pengukuran laboratorium dengan melalui pembuatan model matematika secara keseluruhan.
            Sistem siklon kemudian melakukan input data hasil penelitian laboratorium sifat aerodinamik dan kemudian membandingkan hasil antara hasil yang diperoleh secara teoritis dengan data yang actual dari sitem siklon terkontrol.
            Salah satu masalah dalam rancang bangun dan scalae up sistem siklo untuk pemisahan beras, sekam, dan bekatul adalah belum adanya data spesifik dari parameter-parameter yang dipengaruhi untuk rancang bangun. Data spesifik untuk perancang bangunan sistem siklon adalah parameter-parameter aerodinamika yang diperoleh tersebut kemudian diaplikasikan dalam bentuk model matematikanya yang merupakan karakteristik sistem siklon untuk pemisahan beras, bekatul, dan sekam. Karakteristik sistem siklon divalidasi dengan cara membandingkan antara hasil yang diperoleh secara teoritis dengan data actual dari sistem siklon terkontrol sehingga jadi secara teknisnya.
            Hasil kuantitatif karakteristik yang kemudian dapat diperoleh dan dipergunakan sebagai dasar dalam racang bangun dan scalae up pemisahan beras, bekatul, dan sekam dengan menggunakan sistem siklon. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan parameter-parameter aerodinamik pada pemisahan beras, bekatul, dan sekam dengan sistem siklon secara keseluruhan hubungan dengan parameter-parameter aerodinamik. Dan untuk memperoleh karakteristik pemisahan beras, bekatu, dan sekam dengan sistem siklon yang sudah ada atau tervalidasi.
            Penggilingan padi bertujuan untuk membuang sekam dan bekatul atau kotoran lainnya drai beras tuh. Penggilingan padi menghasilkan campuran beras utuh, gabah belum tergiling, sekam, bekatul, debu, beras perah dan biji gabah yang belum masak. Alat pemisah beras memisahkan antara beras utuh dengan gabah belum masak, bekatul, dan debu, beras perah dan sekam harus dibuang.
            Pada aspek keteknikan hal yang paling penting dipelajari adalah sifat fisik dan geometrik pada produk pertanian.
            Sifat aerodinamis adalah sifat bahan pertanian yang mengalami proses pengangkutan dan pemisahan dari bahan yang tidak diperlukan dengan menggunakan udara.
            Terminal velocity terjadi pada saat kecepatan gravitasi Fg sama dengan hambatan udara Fd. Secara matematis terminal kecepatan tanpa mempertimbangkan daya apung efek diberikan oleh :

                                  Vt = [(2mg) / (ρACd)] ^1/2

dimana, Vt      = kecepatan terminal
              m       = massa dari benda jatuh
              g        = percepatan gravitasi
              Cd        = koefisien drag
              Ρ        = densitas udara dimana benda yang jatuh
              A       = daerah diproyeksikan objek
            Koefisien drag (Cd) adalah bilangan yang menunjujja tahanan fluida yang diterima oleh suatu benda. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan fluida.
            Menurut Mohsenin (1986) pembersihan, penyortiran, dan peggolongan mutu akhir atau klasifikasi hasil dilakukan berdasarkan sifat-sifat antara lain ukuran, bentuk, berat jenis, dan sifat permukaan. Sementara menurut Henderson dan Perry (1976), tujuan akhir dari pengkelasan suatu produk dimana sangat bergantung dari ukuran, bentuk, spesifik gravity, dan karakteristik permukaan suatu bahan (bijian).
            Selanjutnya Mohsenin mengatakan bahwa pembersihan dan penyortiran butiran dan berbagai biji tidak dapat dibedakan dengan jelas, karena proses ini dilakukan secara serempak dan caranya berlaku bagi keduanya. Das pernah melakukan penelitian pemisahan gabah dan beras dengan berbagai mekanisme pemisahan sistem rak yang bergerak secara bolak-balik dan mengatur sudut kemiringan dari rak.
            Sistem ini bekerja berdasarkan perbedaan spesifik gravity dan karakteristik permukaan gabah dan beras. Pembersihan padi atau beras atau winnowing adalah proses penampihan atau memisahkan gabah (padi)dari kotoran / benda asing. Proses pembersihan padi ini dapat dilakukan sebelum ataupun sesudah pengeringan.
            Mekanisme kerjanya adalah pada saat ada angina kencang, gabah ditaburkan dari atas ke bawah, sehingga kotoran yang ringan akan terhembus ke samping dan gabah bersih akan jatuh vertical ke bawah secara gravitasi.
            Berdasarkan gravitasi, pemisahan gabah dan beras dapat dilakukan berdasarkan berat jenis dari gabah. Alat pemisah ini didasarkan pada dua keadaan diantaranya :
1.      Kemampuan butiran mengalir ke bawah pada bidang miring.
2.      Pengaruh angkat atau pengembangan yang dihasilkan leh gerakan udara ke atas.
Proses pemisahan biji-bijian / benih pada umumnya menggunakan prinsip perbedaan berat antara biji-bijian tersebut dengan kotoran maupun benda lain yang akan dibuang atau dipisahkan, dimana tenaga yang dibutuhkan / digunakan adalah hembusan angina. Pemisahan dengan hembusan udara akan optimum apabila hembusan udaar yanag akan digunakan sebagai pembersih sesuai dengan kecepatan terminal (Terminal Velocity).
Jika menggunakan mesin maka proses aerodinamika padi akan menjadi lebih baik, contohnya mesin preclenar berfungsi untuk membersihkan gabah dari benda-benda asing, tangkai padi dan kotoran lainnya selama proses pengoperasiannya. Mekanisme mesin ini dilakukan dengan metode pengayakan dari hembusan blower.
Mesin air blower screen cleaner selain berfungsi membersihkan gabah dari kotoran dan memisahkan gabah utuh dari gabah setengah hampa dengan standar kualitas tinggi yang memenuhi persyaratan benih.
Mekanisme mesin ini dilakukan dengan metode hembusan angin dan hisapan udara dengan blower. Pada mesin in terdapat 6 lubang pengeluaran (outlet). Outlet utama untuk menyalurkan gabah yang bersih dan utuh. Outlet yang kedua mengaturkan gabah setengah hampa. Outlet ketiga dan keempat untuk mengeluarkan kotoran dan gabah yang hampa. Outlet kelima untuk megeluarkan kotoran potongan jerami dan seresah. Outlet keenam adalah untuk mengeluarkan debu dan kotoran ringan lainnya yang terdapat baja objek yang akan dipisahkan.
2.5.3    Bahan dan Alat

2.5.3.1 Bahan

                  1. Gabah                      1,5 kg
                  2. Beras                       1,5 kg

2.5.3.2 Alat

                  1. Blower
                  2. Anemometer
                  3. Tabung

2.5.4    Metoda

1. Siapkan bahan dan alat
2. Ambil sampel masing-masing bahan + 100 gram
3. Pasang botol air mineral yang telah dilubangi pada blower dan hidupkan
4. Masukkan bahan ke dalam tabung
5. lakukan pengamatan saat blower tertutup, terbuka setengan dan hidupkan
6. Ukur kecepatanfluida dengan menggunakan anemometer pada saat pengamatan
7. Hitung nilai terminal velocity menggunakan rumus
      Jika sebuah benda yang dijatuhkan ke dalam sebuah fluida kental, kecepatannya semakin membesar sampai mencapaikecepatan maksimum yang tetap.Kecepatan ini dinamakan sebagai kecepatan terminal.
      Terminal velocity terjadi pada kecepatan gravitasi Fg sama dengan hambatan udara Fd. Secara matematika terminal kecepatan ini tanpa empertimbangkan daya apung efek diberikan oleh :
                 Vt = [(2mg) / (ρACd)] ^1/2 
Koefisien drag (Ca) merupakan bilangan yang menunjukkan besar kecilnya tekanan fluida yang diterima oleh suatu benda. Harga koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan fluida  yang diterima benda saat  berjalan adalah kecil, dan begitu juga sebaliknya nilai Ca sangat bergantung pada bentuk dari suatu geometri.
      Di dalam menentukan sifat aerodinamis pada produk pertanian, digunakan blower.Blower pompa udara bertenaga listrik yang udaranya dihasilkan melalui logam merupakan alat pemilah bahan pertanian yang kerjanya berdasarkan bobot bahan.Alat ini menggunakan benda angin yang berasal dari blower dengan kecepatan yang didapat diatur sesuai kebutuhan.Pada primajaya, desain ini adalah mesin yang melakukan penampilan namun terakomodasi kerjanya.
      Mekanisme kerja blower adalah dengan memilahkan bahan pertania berdasarkan bobotnya menggunakan konsep kelajuan terminalkan naik sedangkan sifat aerodinamika bahan pertanian. Bahan yang memiliki bobot yang lebih ringan dari kelajuan terminal akan naik sedangkan yang lebih berat dari kelajuan terminal akan turun.
      Jika campuran bahan mengandung banyak kotoran ringan, makam kotoran yang memiliki bobot paling ringan akan terangkat dan terapung pada penampung atau pintu paling atas blower. Bahan yang diinginkan akan tetap berada pada bagian bawah. Contoh penggunaan ini adalah pada mesin penggiling padi yang memisahklan sekam dari beras. Sekam memiliki bobot lebih rendah dari beras, sehingga beras akan jatuh, namun sekam akan terhembus keluar.
      Hasil kuantitatif karakterisitik yang kemudian dapat diperoleh dan dipergunakan sebagai dasar dalam rancang bangun dan scale up pemisah beras, sekam dan bekatul dengan mempergunakan sistem silikon. Adapun tujuan dari sistem ini adalah:
1. Utuk menentukan parameter-parameter aerodinamika pada pemisah beras. 
2. Menganalisis proses pemisah beras, bekatul dan sekam dengan sistem siklon secara  keseluruhan hubungan dengan parameter-parameter aerodinamika.
3. Untuk memperoleh karakteristik pemisah beras, bekatul dan sekam dengan siklon yang sudah validasi.
Parameter-parameter sifat aerodinamika meiputi yaitu :
Kecepatan terminal (Vt) partikel tunggal maupun dispersi
Drag coefficient friksi (Cf)
Drag coefficient tekanan (Cd)
Drag coefficient total (C)


Dalam hal ini proses penggilingan padi bertujuan untuk membuang sekam dan bekatul atau kotoran lainnya dari beras utuh. Penggilingan padi menghasilkan campuran beras utuh.Penggilingan ini juga menghasilkan gabah belum tergiling, sekam, bekatul, debu, beras perah dan biji dari gabah yang belum masak.


2.5.5 Hasil dan Pembahasan

2.5.5.1 Hasil

Tabel 13. Penentuan Terminal Velocity   

Gabah
0,026
980
0,00118
0,0087
15,7
29,31m/s
0,025
980
0,00118
0,0087
13,6
34,54m/s
0,018
980
0,00118
0,0087
6,8
33,13m/s
Rata-rata
0,023
980
0,00118
0,087
31,57

Beras
0,014
0,014
0,00118
0,046
0,014
29,31m/s
0,013
0,013
0,00118
0,046
0,013
34,54m/s
0,015
0,015
0,00118
0,046
0,015
33,13m/s
Rata-rata
0,014
0,014
0,001118
0,056
0,032

         

2.5.5.2 Pembahasan
      Pada praktikum kali ini membahas mengenai sifat aerodinamis produk pertanian.Sifat aerodinamis produk pertanian  merupakan sifat yang menggunakan udara sebagai medium dari pemisahan bahan tersebut.Dalam praktikum kali ini,nilai yang di cari adalah nilai terminal velocity dari bahan tersebut.Untuk mencari nilai terminal velocity tersebut,harus mengetahui massa dari bahan tersebut,percepatan gravitasi,massa jenis bahan dan luas permukaan.Nilai luas permukaan dan massa jenis tersebut berbanding terbalik dengan nilai terminal velocity. Sedangkan untuk nilai massa dan percepatan gravitasi berbanding lurus dengan terminal velocity.
      Untuk menentukan terminal velocity terdapat dua cara.Cara pertama, menggunakan manual secara rumus.Untuk cara manual digunakan alat yang bernama anemometer.Anemometer ini yang akan membaca angka pada kecepatn udara di blower.Kecepatan udara yang dihitung oleh anemometer adalah kecepatan udara pada saat tertutup,setengah terbuka dan kecepatan udara pada saat blower terbuka sempurna.Bahan yang di gunakan  dalam praktikum ini adalah gabah dan beras.Untuk kecepatan udara  menggunakan anemometer atau secara manual.
      Untuk menentukan nilai dari terminal velocity secara terbuka adalah  kecepatan dariblower tersebut.Selanjutnya  menentukan terminal velocity menggunakan rumus.Untuk menentukan terminal velocity,maka harus diketahui trrlebih dahulu nilai dari panjang , lebar , dan tebal dari gabah dan beras.Untuk mentukan panjang ,lebar, dan tebal tersebut  menggunakan jangka sorong. Percobaan tersebut di ambil tiga buah dari masing – masing gabah dan beras.Pengukuran menggunakan jangka sorong tersebut bergunakan untuk mentukan geometric mean diameter dari bahan – bahan tersebut.
      Pada bahan praktikum gabah, geometric mean diameter (GMD) yang di dapat secara berturut-turut adalah 0,341 cm,0,305 cm,dan 0,353 cm.Sehingga geometric mean diameter (GMD) rata - rata dari bahan gabah ini adalah sebesar 0,333 cm.Geometric mean diameter (GMD) sama dengan nilai luas permukaan pada penentuan terminal velocity. Sedangkan untuk bahan praktikum  beras,nilai geometric mean diameter yang di dapat secara berturut – turut sebesar0,258 cm,0,228 cm, dan 0,245 cm. Sehingga didapat nilai geometric mean diameter rata – rata sebesar 0,243 cm. Dari data yang telah didapatkan , maka nilai geometric mean diameter dari gabah  lebih besar dari pada nilai geometric mean diameter dari beras yaitu sebesar 0,333 cm. Faktor yang mempengaruhi gabah lebih besar dari pada beras adalah tekstur dari kulit gabah tersebut. Dengan adanya kulit pada gabah maka akan menambah nilai luas dari gabah tersebut.
      Sebelum menentukan nilai terminal velocity juga harus mengetahui nilai dari massa benda jatuh percepatan gravitasi , koefisien drag dan massa jenis dari bahan tersebut. Untuk bahan gabah maka didapatkan massa dari benda jatuh sebesar 0,026 gr , 0,025 gr , dan 0,018 gr. Massa ini diambil dari tiga buah gabah yang diambil dalam 1 kg.Kemudian dihitung menggunakan timbangan digital.Sedangkan untuk bahan beras massa yang didapat dalam praktikum tersebut secara berturut – turut adalah  0,014 gr , 0,013 gr , dan 0,015 gr. Sama hasilnya dengan gabah diambil dari tiga buah beras dalam 1 kg berasyang digunakan praktikan.
      Selanjutnya , dalam menentukan terminal velocity juga harus mengetahui koefisien drag dari bahan tersebut. Koefisien dari bahan tersebut adalah 0,04. Koefisien drag ini digunakan karena koefisien ini yang hampir mendekati gabah dan beras. Koefisien drag merupakan bilangan yang menunjukkan besar kecilnya tekanan  fluida yang diterima oleh suatu benda. Harga dari koefisien drag yang kecil menunjukkan hambatan fluida yang diterima benda saat berjalan adalah kecil, dan begitu juga sebaliknya. Nilai koefisien drag sangat bergantung pada bentuk dari suatu geometric.
      Kemudian hal yang perlu diperhatikandalam menentukan terminal velocity adalah massa jenis dari bahan tersebut. Pada praktikum objek lima ini yaitu sifat aerodinamis produk pertanian. Bahan yang di butuhkan adakah udara. Sehingga massa jenis yang digunakan adalah massa jenis dari udara. Untuk massa jenis dari udara adalah sebesar 0,00118 g/cm3. Massa jenis udara ini sama anatara terminal velocity percobaan satu dan percobaan dua pada bahan dari gabah dan beras. Hal tersebut sudah menjadi ketetapan dari referensi. Sama halnya dengan massa jenis air yang memiliki massa jenis sebesar 1 g/cm3. Dimana – mana akan di pakai massa jenis air sebesar 1 g/cm3,karena sudah menjadi ketetapan yang telah mendunia.
      Pada bahan praktikum gabah , maka nilai terminal velocity yang didapat secara berturut – turut adalah sebesar 35,22 m/s , 34,54 m/s , dan  29,31 m/s. Sehingga didapat nilai terminal velocity rata – rata dari bahan praktikum gabah sebesar 79,53 m/s. Seadangkan bahan praktikum beras , nilai terminal velocity yang di dapat pada praktikum  tersebutsebesar 35,55cm/s, 34,260 cm/s, dan 36,79 cm/s. Sehingga nilai terminal velocity rata-rata adalah sebesar 947, 018 cm/s. Dari data tersebut dapat di dilihat bahwa nilai terminalvelocity beras lebih besar  dari pada nilai terminal velocity gabah. Hal tersebut dapat terjadi karena pengaruh dari massa bahan tersebut.
      Massa beras lebih besar dari massa gabah karena beras tidak memiliki kulit, seingga udara tidak ada yang tersimpan didalamnya, sedangkan gabah mimiliki luar atau kulit biji. Sehingga kulit tersebut menyebabkan udara tertahan  di dalamnya.Maka hal ini yang membuat gabah lebih ringan dari pada beras.
      Aplikasi dari sifat aerodinamika prod uk pertanian ini dapat diterapkan pada mesin RMU (Rice Milling Unit) dimana pemisahan antara beras dan kotorannya, serta dapat diterapkan pada penyortiran beras. Pada umumnya aplikasi dari praktikum ini adalah sebagai pemisah antara bahan-bahan pertanian dengan kotorannya, karena bahan tersebut sebelum diolah haus dipisahkan dari benda-benda asing atau kotorannya.


2.5.6    Kesimpulan dan Saran

2.5.6.1 Kesimpulan

      Dari praktikum yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa sifat aerodinamika produk pertanian merupakan sifat yang menggunakan udara sebagai medium untuk melakukan percobaan terkhusus gabah dan beras. Dalam praktikum ini, nilai yang dicari adalah nilai terminal velocity terjadi pada saat kecepatan gravitasi Fg sama dengan hambatan udara Fd. Faktor-faktor yang mempengaruhi terminal velocity adalah massa, percepatan gravitasi, massa jenis dan luas permukaan dari bahan tersebut.
      Pada bahan praktikum beras, nilai terminal velocity yang dapat secara berturut-turut adalah sebesar 35,55cm/s, 34,260 cm/s, dan 36,79 cm/s. Sehingga nilai terminal velocity rata-rata adalah sebesar 947, 018 cm/s. Untuk bahan praktikum gabah didapatkan nilai terminal velocity yaitu sebesar 35,22cm/s, 34,54cm/s dan 29,31 cm/s. Sehingga rata-rata nilai velocity yaitu 79,53 cm/s.
      Hal-hal yang mempengaruhi nilai terminal velocity dari gabah dan beras berbeda antara yang menggunakan rumus dan yang secara manual adalah kurang teliti dalam membaca skala anemometer yang digunakan untuk mengukur kecepatan udara pada blower pada saat tertutup, setengah terbuka dan terbuka. Hal lain yang mempengaruhi mungkin alat anemometer yang sudah kurang akurat.

2.5.5.2 Saran

      Saran yang dapat diberikan pada praktikum objek ini adalah lebih teliti dalam pembaca skala jangka sorong dan skala anemometer.Untuk praktikum selanjutnya sebaiknya berhati-hati dalam mengolah data.Karena bisa terjadi kesalahan dalam perhitungan. Sebaiknya membaca modul terlebih dahulu sebelu  melakukan praktikum, karena bisa lebih mengerti dalam melakukan praktikum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar