Rabu, 18 Januari 2017

Penutup dan Daftar Pustaka Ilmu Ukur Wilayah



BAB III

PENUTUP

3.1.Kesimpulan

Dari pelaksanaan praktikum Ilmu Ukur Wilayah yang telah dilaksanakan oleh kelompok III mulai dari objek Alat Ukur Sederhana hingga objek Spot Height dapat diambil kesimpulan yaitu, Pengukuran menggunakan Alat Ukur Sederhana data yang diperoleh tidak selalu akurat, karena ada beberapa faktor diantaranya alat yang kondisinya sudah tidak baik dan ketelitian dari seorang pengukur.Penggambaran poligon bisa dilakukan setelah didapatkan koordinat X dan Y. Koordinat ini diperoleh dari pengolahan data pada rumus 15. Poligon yang didapatkan yaitu poligon tertutup sempurna. GIS berguna untuk pembuatan kontur, pembuatan peta tanah, mengetahui pembukaan lahan pertanian, serta lahan yang kurang baik untuk melakukan penanaman tanaman dan bisa mengetahui kawasan yang efektif untuk pariwisata dan lain-lain. Output yang dihasilkan yaitu berupa peta yang telah teregistrasi.Pemetaan Detail Situasi dapat dilakukan dengan pengambilan data setiap sudut dari bangunan yang ada maupun buatan alam, seperti gedung, jalan, koridor, lampu jalan, pohon, plank, dan lainnya. Pada Spot Height dapat diketahui bentuk permukaan bumi pada bidang datar. Jika garis kontur rapat maka menunjukkan daerah yang terjal. Sedangkan jika garis kontur jarang, menunjukkan bentuk permukaan bumi yang landai. Kesalahan yang sering terjadi pada saat praktikum berlangsung diantaranya faktor alam salah satunya angin yang bertiup kencang, sinar matahari yang terik dapat mengganggu proses kerja theodolite, pohon yang menghalangi dan posisi gedung yang menghalangi penembakan theodolit, kondisi alat yang kurang baik dan kesalahan dari manusia (human error) seperti tidak telitinya pengukur ketika melihat hasil pengukuran dari alat yang digunakan.


3.2.Saran

Demi kesempurnaan praktikum periode selanjutnya, disarankan agar :
1.        Praktikan melakukan praktikum dengan keseriusan agar praktikum dapat berjalan lancar.
2.        Untuk penggunaan alat praktikum hendaknya praktikan berhati-hati, karena alat yang digunakan sangat sensitif dan harganya cukup mahal.
3.        Untuk pengambilan data diperlukan keseriusan, jika tidak hal ini bisa berpengaruh terhadap hasil gambar yang akan dibuat.
4.        Untuk penggambaran diperlukan ketelitian dan kesabaran, karena data yang digunakan tidak selalu benar dan akurat
5.        Untuk asisten, sebaik nya tidak untuk terlalu berlebihan dalam meyikapi praktikan, karena praktikan pun tidak ada yang lengah menhadapi tugas yang diberikan oleh asisten. Hanya saja praktikan butuh waktu yang relevan untuk menyelesaikan semua nya. Praktikan juga baru belajar, jadi sangat tidak mungkin ketika awal diajarkan, praktikan langsung bisa menyelesaikan tugas dengan baik dan sempurna. Jika asisten menyikapi praktikan dengan baik, pasti tidak timbul kesan yang buruk dari praktikan untuk semua asisten.
6.        Untuk praktikan, jangan pernah melalaikan waktu ketika praktikum di lapangan maupun menyelesaikan tugas akhir pribadi dan kelompok. Karena resiko nya akan sangat besar. Pertama, semua titik yang akan diambil di lapangan tidak akan terambil semua sehingga akan menyebabkan praktikan masuk ke ruang sidang.
7.        Ada baiknya selama praktikum berlangsung, asisten mendampingi praktikan. Sehingga tidak ada terjadi kesalahan yang sebenarnya tidak harus terjadi.
8.        Diharapkan disiplin waktu bagi praktikan, karena jika praktikum dimulai tidak sesuai dengan wasktu yang telah ditentukan maka praktikum yang berlangsung semakin lama dan jadwal pulang praktikum lebih lama.

                                 

DAFTAR PUSTAKA


Anonim. 1983. Ukur Tanah 2. Jurusan Teknik Sipil PEDC :  Bandung

Anonim. 2011. Titik Tinggi. http://www.scribd.com/doc/101198473/13/Titik Tinggi-Spot-Height(diakses pada tanggal 4 April 2016 pukul 19.27 WIB)

Barus, B dan U.S. Wiradisastra. 2000.Sistem Informasi dan Geografis : Bogor.

Basuki, Slamet. 2005Ilmu Ukur Wilayah.Universitas Gadjah Mada Press : Yogyakarta.

Basuki, Slamet. 2006Ilmu Ukur Tanah.Universitas Gadjah Mada Press : Yogyakarta.

Budiono, M. dan kawan-kawan. 1999. Ilmu Ukur Tanah. Angkasa : Bandung.

Cooper,W.D.1985. Instrumentasi Elektronik Dan Teknik Pengukuran. Erlangga : Jakarta.

Darmaji, A. 2006. Aplikasi Pemetaan Digital dan Rekayasa Teknik Sipil dengan Autocad Development. ITB : Bandung.

Darwis.Irwan.1995.Penuntun Paraktikum Ilmu Ukur Tanah.Faperta Universitas Andalas : Padang.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1999. Kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan. Depdikbud : Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional RI. 2003. Standar Kompetensi Nasional Bidang SURVEYING. Bagian Proyek Sistem Pengembangan : Jakarta.

Gayo, Yusuf., dan kawan-kawan. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. PT. Pradjna Paramita : Jakarta.

Gayo. 2005. Pengukuran Topografi dan Teknik Pemetaan. Jakarta : PT Pradjina Paramita

Grup XIII 2008. Laporan Praktikum Ilmu Ukur Tanah. Fakultas Teknik Universitas Syiah Kuala : Banda Aceh

Gumilar, I. 2003. Penggunaan Computer Aided Design (CAD) pada Biro Arsitek. Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI : Bandung.

Gunarso, P. dan kawan-kawan. 2004. Modul Pelatihan SIG : Pemkab Malinau
Hasanudin, M. dan kawan-kawan. 2004. Survai dengan GPS. Pradnya Paramita : Jakarta.

Hayati, S. 2003. Aplikasi Geographical Information System untuk Zonasi Kesesuaian Lahan Perumahan di Kabupaten Bandung. Lembaga Penelitian UPI : Bandung.

Hendriatiningsih, S. 1990. Engineering Survey. Teknik Geodesi FPTS ITB : Bandung

Hendriatiningsih, S. 1990. Engineering Survey. Teknik geodesi FPTS ITB : Bandung.

Kasmat Yusus.2012. pengertian kontur dan kemiringan lereng. http://kasmatyusufgeo10.blogspot.com/2012/11/pengertian-kontur-dan-kemiringan-lereng.html (Diakses 4 April 2016 pukul 10:16 WIB)

Kusminingrum, N. dan G. Gunawan. 2003. Evaluasi dan Strategi Pengendalian Pencemaran Udara di Kota-Kota Besar di Indonesia. Jurnal Litbang Jalan Volume 20 No.1 Departemen Pekerjaan Umum : Bandung.

Lanalyawati. 2004. Pengkajian Pengelolaan Lingkungan Jalan di Kawasan Hutan Lindung (Bedugul Bali). Jurnal Litbang Jalan Volume 21 No.2 Juli. Departemen Pekerjaan Umum : Bandung.

Masri, RM. 2007. Kajian Perubahan Lingkungan Zona Buruk untuk Perumahan. SPS IPB : Bogor.

Melani, D. 2004. Aplikasi Geographical Information System untuk Zonasi Kesesuaian Lahan Perumahan di Kabupaten Sumedang. Jurusan Pendidikan Teknik Bangunan FPTK UPI : Bandung.

Mira, S. 1988. Poligon. Teknik Geodesi FTSP ITB : Bandung.

Mira, S. 1998. Poligon. Teknik Geodesi FPTS ITB : Bandung

Mira, S. 1998. Ukuran Tinggi Teliti. Teknik Geodesi FPTS ITB : Bandung

Mira, S. R.M. 1988. Ukuran Tinggi Teliti. Teknik Geodesi FTSP ITB : Bandung.

Mulyani, S.Y.R dan Lanalyawati. 2004. Kajian Kebijakan dalam Pengelolaan Lingkungan Jalan di Kawasan Sensitif. Jurnal Litbang Jalan Volume 21 No.1 Maret. Departemen Pekerjaan Umum. Bandung.

Parhasta, E. 2002. Tutorial Arcview SIG Informatika : Bandung.

Pendidikan Teknik Bangunan. 2005. Struktur Kurikulum Program Studi Pendidikan Teknik Sipil FPTK UPI : Perencanaan Institut Teknologi Bandung.

Purwaamijaya, I.M. 2005a. Analisis Kemampuan Lahan di Kecamatan- Kecamatan yang Dilalui Jalan Soekarno-Hatta di Kota Bandung Jawa Barat. Jurnal Permukiman ISSN : 0215- 0778 Volume 21 No.3 Desember 2005.Departemen Pekerjaan Umum : Badan Penelitian dan Pengembangan. Bandung.

Purwaamijaya, I.M. 2005b. Analisis Kemampuan Lahan sebagai Acuan Penyimpangan Gejala Konversi Lahan Sawah Beririgasi Menjadi Lahan Perumahan di Koridor Jalan Soekarno- Hatta Kota Bandung. Jurnal Informasi Teknik ISSN : 0215-1928 No.28 – 2005.

Purwaamijaya, I.M. 2005c. Pola Perubahan Lingkungan yang Disebabkan oleh Prasarana dan Sarana Jalan (Studi Kasus : Jalan Soekarno-Hatta di Kota Bandung Jawa Barat). Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor.

Purwaamijaya, I.M. 2006. Ilmu Ukur Tanah untuk Teknik Sipil. FPTK UPI : Bandung.

Purworaharjo,U. 1982. Hitung proyeksi Geodesi (Proyeksi Peta). Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil

Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri A Pengukuran Tinggi. Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.

Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri B Pengukuran Horisontal. Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.

Purworaharjo,U. 1986. Ilmu Ukur Tanah Seri C Pemetaan Topografi. Teknik Geodesi Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Bandung.

Sapiie S,Nishino O. 1979. Pengukuran Dan Alat-Alat Ukur Listrik. Pradnya Paramita : Jakarta.

Staf Ukur Tanah. 1982. Petunjuk Penggunaan Planimeter. Pusat Pengembangan Penataran Guru

Sudaryatno. 2009. Petunjuk Praktikum Ilmu Ukur Tanah.  Fakultas Geografi Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta

Supratman, A. 2002. Geometrik Jalan Raya. FPTK IKIP : Bandung

Supratman, A.,dan I.M Purwaamijaya. 1992. Modul Ilmu Ukur Tanah. FPTK IKIP : Bandung.
Supratman, A.,dan I.M Purwaamijaya. 1992. Pengukuran Horizontal. FPTK IKIP : Bandung

Susanto dan kawan-kawan. (1994). Modul : Pemindahan Tanah Mekanis. FPTK IKIP : Bandung.

Teknologi. Bandung. Supratman, A.. 2002. Geometrik Jalan Raya. FPTK IKIP : Bandung.

Warsito,S.1988. Teknik Ukur Dan Piranti Ukur. PT Elex Media Komputindo : Jakarta.

Wongsotjitro, Soetomo.  1964.  Ilmu ukur tanah.  Kanisius :  Jakarta.

Wongsotjitro. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Kanisius : Yogyakarta.

Yefrican. 2010. Alat Ukur Dan Teknik Pengukuran. https://dekop.files.wordpress.com (Diakses tanggal 10 Februari 2016,11.00 WIB).

Yefrican. 2011. Sistem Pengukuran Teknik. http://yefrichan.files.wordpress.com (Diakses tanggal 10 Februari 2016,11.20 WIB).

Yulianto, W. 2004. Aplikasi AUTOCAD 2002 untuk Pemetaan dan SIG. Gramedia : Jakarta.



Pendahuluan Ilmu Ukur Wilayah



BAB I

PENDAHULUAN

1.1     LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan negara beriklim tropis, dimana negara Indonesia mata pencaharian utamanya dari sektor pertanian. Namun, dengan keadaan pertanian yang masih konvensional membuat Indonesia masih mengimpor produk pertanian dari negara luar. Keadaan ini seharusnya memberikan motivasi untuk membuat perubahan besar dalam pertanian Indonesia. Untuk membantu memajukan pertanian di Indonesia, sehingga diperlukan Ilmu Ukur Wilayah untuk menentukan dimana lokasi pertanian yang baik dan apa saja tanaman yang cocok untuk ditanam pada suatu wilayah pertanian yang ada di Indonesia.
Sebagai negara agraris seharusnya pertanian di Indonesia menjadi sektor industri bukan sebagai bahan pangan semata. Dengan pengetahuan masyarakat yang masih kurang mengerti akan pentingnya teknologi dirasa perlu untuk menerapkan teknologi dalam menuju misi pertanian berkelanjutan (Agriculture Suistenable). Misalnya saja, dengan sedikit sentuhan teknologi (GIS) masyarakat dapat menentukan tanaman apa yang cocok ditanam di ketinggian yang didapat dan keadaan wilayah tersebut. Dengan demikian pertanian berkelanjutan yang diinginkan bisa tercapai.
Untuk memenuhi pertanian berkelanjutan, Ilmu Ukur Wilayah memberikan solusi akan permasalahan pertanian Indonesia yang masih konvensional. Ilmu ukur wilayah merupakan mata kuliah wajib pada semester 4 di jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Andalas. Mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang mempelajari tentang permukaan bumi secara detail yang dibuat ke dalam permukaan yang datar atau biasa disebut dengan pemetaan.
Sebagai sarjana lulusan Teknik Pertanian hendaknya dapat mengetahui potensial suatu lahan pertanian yang nantinya akan ditanam dengan produk pertanian, dan dapat memilih keadaan lahan yang sesuai dengan tanaman yang akan ditanam nantinya, serta dapat membuat peta situasi dari lahan pertanian, dan sebagai sarjana lulusan Teknik Pertanian hendaknya mampu melihat suatu kondisi lahan yang dapat dibuat menjadi lapangan pekerjaan yang bermanfaat banyak bagi penduduk Indonesia yang kebanyakan bermata pencaharian sebagai seorang petani. Sarjana lulusan Teknik Pertanian pun harus mampu menaikan derajat seorang petani yang kebanyakan dianggap biasa saja dimata khalayak ramai.

1.2     TUJUAN

          Tujuan yang ingin dicapai dari praktikum Ilmu Ukur Wilayah adalah agar praktikan mengetahui serta memahami dengan baik pelaksanaan sebagai berikut :
1.      Mengetahui jarak dan sudut dari setiap patok yang dipasang pada praktikum objek Alat Ukur Sederhana.
2.      Melatih keterampilan praktikan menggunakan alat ukur sederhana saat di lapangan.
3.      Pengukuran azimuth dan pengolahan data pada praktikum objek Alat Ukur Sederhana.
4.      Pengukuran, pembuatan poligon, dan pengolahan data pada praktikum Poligon
5.      Mengetahui elevasi dengan GPS dan registrasi  peta pada GIS pada praktikum GIS dan GPS.
6.      Mentahui cara trancking, marking, dan area.
7.      Dapat melakukan pendigitasian peta pada praktikum GIS dan GPS.
8.      Pengukuran, pembuatan detail situasi, dan pengolahan data pada praktikum Detail Situasi.
9.      Mengetahui perbedaan kontur dan Spot Height pada praktikum Spot Height.
  1. Pemindahan keadaan permukaan bumi yang tidak beraturan dan yang melengkung ke bidang peta (bidang datar).
  2. Melatih praktikan untuk membuat poligon, detail situasi, dan spot height
  3. Melatih praktikan membuat kontur dari data yang diperoleh di lapangan.
  4. Melatih praktikan dalam melakukan pekerjaan survey lapangan baik dalam kondisi apapun.
  5. Melatih teamwork praktikan di lapangan untuk bekal di dunia kerjan nantinya.

1.3     MANFAAT

          Manfaat dari praktium Ilmu Ukur Wilayah antara lain :
1.      Mahasiswa dapat berlatih melakukan pekerjaan-pekerjaan survey, supaya teori atau materi yang didapat pada saat perkuliahan dapat diterapkan pada praktikum / dilapangan.
2.      Dapat memahami materi yang menyangkut Ilmu Ukur Wilayah seperti cara penggunaan alat-alat ukur sederhana, pembuatan poligon,spot height dan peta detail situasi.
3.      Dapat mengerti dan memahami cara penggunaan alat ukur sederhana seperti kompas dan theodolite.
4.      Dapat melakukan pendigitasian peta pada ArcGIS.
5.      Dapat mengetahui cara menggambar poligon, peta detail situasi serta spotheight.