2.1 ALAT UKUR SEDERHANA
2.1.1 Latar Belakang
Dalam
kehidupan sehari-hari pengukuran sangat penting dan berguna. Dimana banyak hal dan
kegiatan yang dapat kita lakukan dengan cara pengukuran. Pengukuran biasanya
berfungsi untuk membantu kita dalam menentukan satuan dari suatu luasan ataupun
panjang bahkan apapun yang dapat dilakukan pengukuran, dimana teori pengukuran
dapat mendapatkan hasil dari apa yang dilakukan pengukuran misalnya sudut, tinggi, luas, dll.
Alat
yang biasa digunakan untuk pengukuran tergantung pada apa yang kita ukur, misalnya dalam pengukuran
suatu luasan biasanya secara sederhana dilakukan dengan alat ukur panjang, yaitu meteran. Beberapa contoh alat ukur
sederhana diantaranya, meteran, kompas, jangka sorong, mistar, mikrometer sekrup, dll.
2.1.2 Tujuan
1.
Memperkenalkan fungsi dan
cara kerja alat ukur sederhana.
2.
Membandingkan hasil dari
perolehan data alat ukur sederhana dengan alat ukur sifat ruang.
2.1.3 Manfaat
1.
Mahasiswa mampu memahami cara
penggunaan alat ukur sederhana dan mengaplikasikannya dalam pengukuran.
2.
Mahasiswa mengetahui
macam-macam alat ukur sederhana fungsi serta cara penggunaan alat yang
digunakan.
3.
Mahasiswa mampu
membedakan alat ukur yang digunakan untuk melakukan pengukuran terhadap suatu
benda.
4.
Dapat mengetahui tingkat
akurasi dan presisi alat ukur.
2.1.4 Tinjauan Pustaka
Alat
ukur sederhana merupakan alat yang digunakan untuk pengukuran daerah atau lahan
dengan luas yang lebih kecil. Mengukur
adalah membandingkan sesuatu dengan sesuatu yang lain yang sejenis yang
ditetapkan sebagai satuan.
Dalam
hal ini digunakan alat ukur sederhana yang mana merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mengukur suatu daerah, benda, ataupun lahan dalam skala
kecil.
Pengukuran
merupakan suatu aktivitas dan atau tindakan membandingkan suatu besaran yang
belum diketahui nilainya atau harganya terhadap besaran lain yang sudah
diketahui nilainya,misalnya dengan besaran standart.
Fungsi
pengukuran diantaranya adalah:
1.
Dapat mengetahui atau
mengukur jarak suatu wilayah.
2.
Sebagai rekorder
temperatur dan rekorder tekanan.
3.
Sebagai pengendali
temperatur pada pemanas air, dll.
Yang
perlu diperhatikan dalam pengukuran adalah:
1.
Standart yang dipakai
harus memiliki ketelitian yang sesuai dengan standart yang telah ditentukan.
2.
Tata cara pengukuran dan
alat yang digunakan harus memenuhi persyaratan.
Metode
Pengukuran
Dalam
pengukuran dapat dilakukan dengan dua metode:
a.
Metode pengukuran
langsung
Pengukuran
dikatakan langsung bila alat ukurnya atau pembandingnya standart,yaitu suatu
pengukuran yang mempunyai nilai standart, misalnya ukuran panjang dan berat.
b.
Metode pengukuran tidak
langsung
Pengukuran
dikatakan tidak langsung bila pembandingnya adalah suatu yang telah
dikalibrasikan terhadap besaran standart, misalnya transmitter. Karena sulinya untuk
mendapatkan alat ukur standart,sedangkan besaran yang akan diukur banyak sekali
macamnya, maka
teknologi telah menghasilkan banyak cara untuk menghasilkan alat ukur tidak
langsung.Berdasarkan pada peranan dalam fungsinya dapat dibedakan:
a.
Alat ukur penunjuk :
misalnya ammeter, voltmeter, termometer dan lain-lain.
b.
Alat ukur perekan /
rekorder : misalnya rekorder temperatur, rekoreder tekanan.
c.
Alat ukur pengendali :
misalnya pengendali temperatur (thermostat) pada pemanas air, setrika listrik.
Faktor
yang mempengaruhi alat ukur:
Banyakhal
yang mempengaruhi kualitas kerja dari alat ukur.Dan tentunya faktor-faktor ini
mempengaruhi kualitas hasil pengukuran. Faktor yang dimaksud tersebut berasal dari
lingkungan terhadap alat ukur dan sebaliknya adalah terdiri dari faktor:
a.
Temperatur
Faktor ini dapat
menyebabkan berubahnya sifat fisis dari bagiana-bagian alat ukur.
b.
Kelembaban
Kelembapan
adalah ukuran dari banyaknya uap air di udara.Persoalan ini sering terjadi pada
alat ukur perekam (rekorder). Juga
pada alat ukur elektrolik dapat rusak atau berubah karakteristiknya karena
kelembapan.
c.
Percepatan
Bila
daerah dimana alat ukur berada mengalami getaran atau gerakan maka tidak
mungkin pengukuran dengan baik.
d.
Media korosif
e.
Radiasi nuklir
f.
Media explosif
Sistem pengukuran merupakan bagian pertama
dalam suatu sistem pengendalian.Akurasi atau (ketelitian) adalah ketepatan alat
ukur dalam memberikan hasil pengukuran.
Ada beberapa cara menyatakan akurasi:
1.
Dalam variabel pengukuran
2.
Dalam persentase span
3.
Dalam persentase skala
maksimum
4.
Dalam persentase
pembacaan
Presisi adalah kemampuan sistem pengukuran
untuk menampilkan ulang output yang sama pada pengukuran berulang singkat.
Akurasi vs Presisi
1.
Akurasi rendah, presisi rendah
2.
Akurasi rendah, presisi tinggi
3.
Akurasi tinggi, presisi tinggi
Macam-macam alat ukur sederhana seperti
meteran, kompas, jangka sorong, abney level dll. Alat ukur yang digunakan
dalam pengukuran tanah secara garis besar dikelompokkan sebagai berikut:
1.
Alat ukur sifat ruang
(theodolite)
Untuk mengukur sudut; sudut horizontal dan sudut vertikal.
2.
Alat ukur sifat datar
(waterpass)
Untuk mengukur jarak; jarak horizontal dan
jarak vertikal.
Theodolite dan waterpass adalah alat yang
terdiri dari teropong sebagai bagian yang utamanya. Pada theodolite
teropongnya dapat diputar secara horizontal (sumbu vertikal sebagai sumbu
putarnya) dan secara vertikal (sumbu horizontal sebagai sumbu putar). Pada waterpass
teropongnya hanya dapat/bisa diputar secara horizontal (sumbu vertikal sebagai
sumbu putar).
Sudut di lapangan diukur dengan alat yang
telah dirancang kontruksinya sedemikian rupa sesuai dengan ketelitiannya
disebut theodlite. Sedangkan
jarak antara satu titik ke titik lainnya diukur dengan pita ukur atau EDM. Secara umum ada tiga
bagian utama yaitu:
a.
Bagian bawah yang tidak
dapat bergerak + statip
b.
Bagian atas yang dapat
bergerak secara horizontal
c.
Bagian teropong yang
dapat berputar secara horizontal dan vertikal
Theodolite terdiri atas berbagai merek dan
banyak macamnya, secara
umum mempunyai bagian yang sama. Perbedaan
antara yang satu dengan yang lainnya terdapat pada tingkat ketelitian dan cara
pengoperasiannya.
Meteran disebut juga dengan pita ukur, akan tetapi pada dasarnya
kedua alat ini mempunyai perbedaan yaitu panjangnya. Untuk mengukur jarak yang
sangat panjang, biasanya
menggunakan meteran yang terbuat dari fiber, tetapi ada juga yang
menggunakan pita ukur, semua
ini tergantung kondisi alam atau lahan yang diukur.
Meteran merupakan alat untuk mengukur
jarak atau panjang yang memiliki skala terkecil dalam pengukurannya yaitu 1mm. Meteran yang terbuat dari
fiber mempunyai kelemahan dalam pengukuran yang dilakukan pada jarak yang
sangat panjang. Pada
bagian ini biasanya bagian tengah tidak tegang dan solusinya adalah melakukan
pemotongan pengukuran yang berguna mendapatkan hasil yang akurat. Cara menggunakan meteran
dimulai dari penentuan skala meteran yang dipakai, selanjutnya tentukan
titik acuan sebagai titik awal.
Gambar 1. Meteran
Sumber : Elikrismawati.blogspot.com
Kompas merupakan alat untuk penunjuk arah
dan karena sifat magnetnya jarumnya selalu menunjuk arah utara-selatan
(meskipun utara yang dimaksud disini buka utara yang sebenarnya, tetapi utara magnetis).
Macam-macam kompas antara lain:
1.
Kompas bidik
a.
Kompas bidik lensa atau kaca
b.
Kompas bidik prisma
2.
Kompas silva
Hal-hal yang mempengaruhi kerja kompas.
Prinsip kerja kompas adalah berdasarkan
medan magnet.Maka kompas sangat rentan terhadap hal-hal yang berhubungan dengan
magnetis.Oleh karena itu dalam penggunaan kompas kita harus menjauhkan dari
benda-benda yang mengandung lgam seperti jam tangan, paku, dan lain-lain.
Secara fisik kompas terdiri atas :
a.
Cover atau penutup
Penutup kompas yang melindungi dial.
Berisi kawat bidik (penglihatan depan) dan dua slot yang bercahaya di tempat
gelap, bagian atasnya memiliki lubang bidik depan yang kadangkala digunakan
bersama-sama lubang bidik belakang.
b.
Base atau dasar
Merupakan tubuh kompas yang berisi
bagian-bagian berikut:
1.
Dial (floating
dial) dipasang pada poros sehingga dapat berputar bebas ketika kompas
berada pada posisi datar. Tercetak angka penunjuk derajat serta titik bercahaya
dengan panah dan huruf E dan W. Jarum atau panah selalu menunjuk ke utara
magnetik dan bagian-bagian lainnya di timur (E) 90 ° dan barat (W) 270 °. Ada
dua skala; skala luar menunjukkan mil dan skala dalam (biasanya merah)
menunjukkan derajat.
2.
Penutup dial (Encasing the floating dial) adalah kaca
yang berisi garis indeks (fixed indeks line) berwarna hitam dengan posisi
tetap.
3.
Cincin bingkai (bezel ring) berupa roda bergigi yang
berisi 120 klik ketika diputar sepenuhnya; setiap klik sama dengan 3°,
terhubung dengan kaca cincin bingkai dengan garis bercahaya pendek yang
digunakan dalam hubungannya dengan panah utara selama navigasi.
4.
Thumb loop adalah tempat
ibu jari saat menggunakan kompas.
c.
Lensa atau lensa
Lensa digunakan untuk membaca angka-angka
derajat yang berfungsi sebagai kaca pembesar dan terdapat pula lubang bidik
belakang digunakan bersama dengan bagian depan untuk peninjauan pada objek.
Adapun fungsi utama dari kompas antara
lain :
1.
Untuk mencari arah utara
megnetis
2.
Untuk mengukur besarnya
sudut kompas
3.
Untuk mengukur besarnya
sudut peta
4.
Untuk menentukan letak
macam-macam orientasi
Gambar 2.
Kompas
Sumber: http://kompas
wikipedia.com
Mistar adalah sebuah alat pengukur dan
alat bantu gambar untuk menggambar garis lurus. Terdapat berbagai macam
penggaris, dari
mulai yang lurus sampai yang berbentuk segitiga (biasanya segitiga siku-siku
sama kaki dan segitiga siku-siku 30°-60°. Penggaris atau mistar terbuat dari
plastik, logam, berbentuk pita. Juga terdapat mistar yang
dapat dilipat. Mistar
ada yang terbuat dari baja yang tahan karat
yang disebut dengan mistar baja.
Gambar 3. Mistar
Sumber : http//windaastutiblog.com
2.1.5 Metode Praktikum
2.1.5.1.
Alat dan Bahan
1.
Meteran
2.
Kompas
3.
Jangka sorong
4.
Abney
level
2.1.5.2
Prosedur Kerja
1.
Meteran
Cara menggunakan meteran tersebut dimulai
dari penentuan skala meteran yang dipakai,selanjutnya tentukan titik acuan
sebagai titik awal. Setelah
itu tarik meteran ke titik yang akan dituju.
2.
Kompas
Posisikan kompas dalam keadaan
datar,setelah itu bidik sasaran yang akan dituju, baca skala yang sejajar
dengan garis bidik.
3.
Jangka sorong
Buka kunci jangka lalu geser rahang atas
dan masukkan objek yang akan diukur kunci lagi.
4.
Abney level
Ambil posisi memegang abney level dalam
keadaan tegak lurus. Gagangnya
jangan sampai goyang.
2.1.6 Hasil dan Pembahasan
2.1.6.1
Hasil
Adapun hasil yang diperoleh pada praktikum
objek 1 yaitu:
Tabel 1. Jarak
dari pengukuran kompas dan meteran
Patok
|
Jarak
(m)
|
Jarak (m) menggunakan skala 1:400
|
Sudut sebelum dikoreksi
|
Sudut setelah dikoreksi
|
A-B
|
46.35
|
11.6
|
5o
|
5o
|
B-C
|
64.23
|
16.1
|
234 o
|
234 o
|
C-D
|
68.51
|
17.1
|
239 o
|
239 o
|
D-E
|
63.63
|
16
|
169 o
|
170 o
|
E-F
|
60.25
|
15.1
|
69 o
|
70 o
|
F-A
|
79.44
|
19.9
|
29 o
|
29 o
|
Sumber:
Hasil Analisis Data Praktikum
2.1.6.2
Pembahasan
Pengambilan data pada kompas adalah dengan
cara pembidikan dari patok ke rambu ukur. Pembidikan yang dilakukan harus
memperhitungan kedataran dari alat ukur kompas karena apabila posisi kompas
tidak rata maka sudut yang di baca bisa salah besar atau pun kecil dari yang sebenarnya. Untuk memperkecil
kesalahan yang bisa saja terjadi, pengukuran atau pengambilan data dengan
kompas tidak hanya dilakukan satu kali akan tetapi dapat dilakukan beberapa kali dengan praktikan yang berbeda. Kemudian pengambilan data
dengan menggunakan meteran. Dalam
penggunaan meteran yang harus di perhatikan yaitu lurus tidaknya meteran yang dipakai
dimana jarak yang diukur yaitu jarak antara patok satu dengan yang lainnya. Cara pengambilan data
yaitu ukur jarak antara patok yang ada dengan cara merentangkan meteran dengan
keadaan meteran yang tegang, tidak
kendur karena sangat berpengaruh pada jarak sebenarnya. Disini peluang terjadinya
kesalahan cukup besar tergantung pada ketelitian dari orang yang melakukan pengambilan
data.
Faktor-faktor yang mempengaruhi
pengambilan data kompas maupun meteran, sudah kita ketahui prinsip kerja kompas
adalah berdasarkan medan magnet. Maka kompas sangat rentan terhadap hal-hal
yang berhubungan dengan magnetis. Oleh karena itu dalam penggunaan kompas kita
harus menjauhkan dari benda-benda yang mengandung logam seperti jam tangan,
paku dll. Selain
itu kerusakan kinerja alat juga dapat mempengaruhi pengambilan data. Oleh karena itu, pengambilan data dilapangan, kompas harus
di jauhkan dari bahan yang mempengaruhi
medan magnet. Faktor
lainnya yaitu penentuan arah utara pada lokasi pengamatan yang menjadi titik
acuan pada penggambaran, pemakaian kompas yang kurang datar dan tidak tegak
lurus dengan patok. Sedangkan
pada meteran faktor yang dapat mempengaruhi pengambilan data adalah salah
satunya ketinggian suatu tempat dan banyak hal yang dapat mengganggu proses
pengukuran dengan meteran. Seperti
kurang tegangnya meteran yang digunakan untuk pengambilan data.
Alasan pada saat
pembuatan poligon mengapa poligon tidak tertutup karena adanya kemungkinan eror
yang terjadi baik itu eror pengamatan maupun eror alat yang terjadi. Karena
kemungkinan eror itu dalam sebuah insrtumen pasti ada. Untuk mengatasi poligon
yang tidak tertutup ini maka di lakukan koreksi terhadap sudut. Dalam pengubahan
ini, hanya sudut yang dapat diubah namun jarak tidak bisa di ubah,maka ada
besaran koreksi sudut yaitu 5° dimana data harus terlebih dahulu di comot atau
diganti dengan data yang ada.
2.1.7 Kesimpulan dan Saran
2.1.7.1
Kesimpulan
Pengambilan
data dengan menggunakan kompas dan meteran harus memperhatikan cara penggunaan
kompas dan meteran yang benar. Faktor
yang mempengaruhi pengambilan data kompas dan meteran yaitu medan magnet dan
kinerja serta penggunaan alat itu sendiri. Poligon yang tidak
tertutup dapat diatasi dengan mencari koreksi sudut 5° dengan melakukan
pencomotan data dengan data yang ada.
2.1.7.2 Saran
Adapun
saran untuk praktikum tentang alat ukur sederhana selanjutnya yaitu:
1.
Pahami
penggunaan alat ukur kompas dan meteran yang tepat terlebih dahulu.
2.
Sebelum
melakukan pengambilan data menggunakan kompas sebaiknya asesoris yang
berhubungan dengan magnet di lepaskan terlebih dahulu.
3.
Pahami
kelemahan dari alat yang digunakan agar tidak terjadi kesalahan vatal di lapangan.
4.
Lebih
teliti dalam pengambilan data dengan kompas serta meteran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar