2.5. DETAIL SITUASI
2.5.1 Latar Belakang
Praktikum
ilmu ukur wilayah ini perlu melakukan pengukuran detail situasi. Pada pembuatan
peta diperlukan teknik dan seni yang meliputi semua metoda untuk pengumpulan
dan pemrosesan informasi tentang permukaan bumi dan lingkungan fisik bumi. Oleh
sebab itu, titik di permukaan bumi harus ditentukan. Dari titik yang telah
didapatkan tersebut dapat disajikan dalam bentuk peta. Pembuatan peta situsi
diawali dengan pengambilan data melalui pengukuran-pengukuran baik pengukuran
horizontal maupun vertikal, sehingga setiap detail pada peta dapat diketahui
posisinya terhadap bidang datar.
Pada
pengukuran situasi, data situasi lapangan harus dapat digambarkan pada bidang
datar dengan skala tertentu yang dapat mencerminkan bayangan horizontal dan
vertikal dari daerah tersebut. Adapun hubungan praktikum ilmu ukur wilayah
mengenai detail situasi pada program studi Teknik Pertanian telah tergambar
jelas yaitu dapat membuat suatu pemetaan lahan pertanian mencakup perencanaan
yang akan dilakukan sehingga dapat mengetahui tata letak dan kesesuaian
terhadap lahan pertanian secara efisien serta dapat mengoptimalisasikan
pemanfaatan lahan pada daerah tersebut.
2.5.2 Tujuan
Adapun tujuan dalam pelaksanaan
praktikum ini, yaitu :
1.
Penyajian gambar dalam
bentuk peta
2.
Pemindahan detail dan
situasi permukaan bumi ke dalam bidang datar
2.5.3 Manfaat
Adapun manfaat dalam pelaksanaan praktikum
ini, yaitu :
1.
Mengetahui perbedaan ilmu
ukur tanah dan ilmu ukur wilayah
2.
Dapat memindahkan
bayangan dari sebagian atau seluruh permukaan bumi yang tidak teratur ke atas
suatu bidang datar yang dinamakan dengan peta
3.
Dapat memproses data yang
diambil dari pengukuran langsung dilapangan
2.5.4 Tinjauan Pustaka
2.5.4.1.
Pengertian Detail Situasi
dan Kegunaannya
Pemetaan
situasi dan detail adalah pemetaan suatu daerah atau wilayah ukur yang mencakup
penyajian dalam dimensi horizontal dan vertikal secara bersama-sama dalam suatu
gambar peta. Titik-titik detail situasi dapat dibedakan atas titik detail buatan
seperti gedung, jembatan, jalan, parit, dan sebagainya, serta titik detail alam
seperti pohon, sungai, gunung, dan bentuk alam lainnya. Pengukuran situasi
adalah serangkaian pengukuran suatu
daerah dengan cara menentukan objek-objek penting berdasarkan unsur sudut dan
jarak dalam jumlah yang cukup sehingga dapat mewakili atau menggambarkan daerah
tersebut dan seisinya secara jelas mungkin dengan skala tertentu.
Tujuan
Pemetaan situasi dan detail yaitu untuk memindahkan bayangan dari sebagian atau
seluruh permukaan bumi yang tidak teratur ke dalam suatu bidang datar yang
dinamakan peta. Peta ini dapat digunakan sebagai pedoman dalam perencanaan tata
ruang wilayah tersebut seperti perencanaan tata ruang pertanian.
Gambar 11. Peta Detail situasi
Sumber : www.Koningsplein.co.id
Adapun
kegunaan dari pemetaan detail dan situasi adalah :
1.
Menggambarkan keadaan
dari suatu wilayah atau daerah
2.
Dapat mengetahui
perkiraan luas suatu daerah atau wilayah
3.
Dapat menentukan jarak,
arah, beda tinggi dan kemiringan dari suatu tempat ke tempat yang lain
4.
Dapat menentukan posisi
horizontal dan vertikal secara bersamaan dalam suatu peta
2.5.4.2.
Perbedaan Ilmu Ukur Tanah
dan Ilmu Ukur Wilayah
Ilmu
ukur wilayah (Surveying) adalah sebuah metode pengukuran titik dengan
memanfaatkan jarak dan sudut diantara setiap titik tersebut pada suatu wilayah
dengan cermat. Berbagai titik tersebut biasanya adalah permukaan bumi dan
digunakan untuk membuat sebuah peta, batas wilayah suatu lahan, lokasi
kontruksi dan tujuan lainnya. Ilmu ukur wilayah lebih luas cakupannya
dibandingkan dengan ilmu ukur tanah.
Ilmu ukur tanah juga dapat didefinisikan
sebagai ilmu ukur tanah yang mengajarkan tentang teknik- teknik atau cara-cara
pengukuran permukaan bumi dan bawah tanah dalam areal yang terbatas untuk
keperluan pemetaan, dan lain-lain.
2.5.4.3.
Langkah –langkah
Pengukuran Detail Situasi
Untuk
melakukan pengukuran titik-titik detail dilakukan tahapan sebagai berikut
1.
Letakkkan alat theodolith kompas dititik-titik kerangka/ikat/referensi
2.
Atur alat theodolit
sesuai dengan ketentuan yang berlaku pada umumnya
3.
Ukur tinggi alat, Tinggi
alat adalah jarak antara pusat sumbu mendatar dengan permukaan paku pada patok
atau pilar
4.
Bidik rambu yang
diletakkan pada titik yang akan diletakkan pada titik yang akan dibidik
5.
Baca benang tengah,
benang atas, benang bawah, sudut miring, sudut azimuth /sudut horizontalnya
6.
Ukur tinggi patok yang
ada
7.
Detail yang perlu dibidik
adalah :
a.
Bangunan (sudut bangunan)
b.
Jalan (Tepi jalan)
c.
Sungai
d.
Tanaman/sawah/tegalan
(batas-batasnya)
e.
Pagar
f.
Saluran/parit/gorong-gorong
jembatan
g.
Pilar beton /titik-titik
referensi
h.
Titik-titik di atas
perukaan tanah yang mempunyai relief yang berbeda (disesuaikan dengan skala
yang digunakan)
8.
Pengukuran titik-titik
detail dilakukan searah jarum jam dan dibuat sketct pengukuran yaitu meliputi
nomor titik, tanda, perkiraan garis kontur dan sebagainya
9.
Data ditulis pada buku
ukur atau form detail situasi
10.
Cari koreksi Boussole :
Koreksi Bossoule = Azimuth Geografi – Azimuth Magnetis
11.
Setelah data-data dari
titik satu selesai pindahkan alat ke titik yang lain, demikian seterusnya
Untuk penyajian gambar peta situasi
tersebut perlu dilakukan pengukuran sebagai berikut
a.
Pengukuran titik
fundamental (x0, y0, h0, dan A0)
b.
Pengukuran kerangka
horizontal (sudut dan jarak )
c.
Pengukuran kerangka
tinggi
d.
Pengukuran titik detail (
arah, beda tinggi, dan jarak terhadap titik detail yang dipilih sesuai dengan
skalanya)
Maksud
dari pengukuran detail situasi adalah untuk memberikan data topografi diatas
peta sehingga diperoleh bayangan atau informasi dari reliesf bumi. Kelengkungan
dan ketelitian data topografi tersebut sangat tergantung dari kerapatan titik
detail yang dikukur. Untuk mengukur titik detail yang lengkap dan efisien, maka
harus dipahami maksud dan kegunaan peta yang akan dibuat. Biasanya hal-hal yang
perlu diukur secara detail adalah segala benda atau bangunan yang terdapat di
areal yang sipetkan akan menambah kelengkapan data pada peta tersebut.
2.5.4.4.
Prinsip Kerja Detail
Situasi
Pada
dasarnya prinsip kerja yang dilperlukan untuk pemetaan suatu daerah selalu
dilakuakn dalam dua tahapan, yaitu :
1.
Penyelenggaraan kerangka
dasar sebagai usaha dalam penyebaran titik ikat
2.
Pengambilan data titik
detail yang merupakan wakil gambaran fisisk bumi yang akan muncul di petanya
Kedua proses ini diakhiri dengan tahapan
penggambaran dan kontur.
Untuk pemetaan diperlukan
nya kerangka dasar. Kerangka dasar adalah sejumlah titik yang diketahui
koordinatnya dalam system terentu yang mempunyai fungsi sebagai pengikat dan
pengontrol ukuran baru. Titik-titik kerangka dasar harus ditempatkan menyebar
merata diseluruh daerah yang akan dipetakan dengan kerpatan tertentu. Dalam
pengukuran untuk pembuatan peta ada dua jenis kerangka dasar yaitu kerangka
dasar vertikal (Z) dan kerangka dasar horizontal (x,y)
2.5.4.5.
Data yang diambil dalam
detail situasi
Pada
saat pengukuran di lapangan, data yang diambil untuk pengukuran detail adalah :
1.
Beda tinggi antara titik
ikat kerangka dan titik detail yang bersangkutan
2.
Jarak optis atau jarak
datar antara titik kerangka dan titik detail
3.
Sedut antara sisi
kerangka dengan arah titik awal detail yang bersangkutan, atau sudut jurusan
magnetis dari arah titik detail yang bersangkutan
2.5.4.6.
Tahapan Perhitungan dari
Detail Situasi
Adapun
tahapan perhitungan yang diambil dalam pengukuran detail situasi adalah sebagai
berikut :
1.
Metode Tachimetry
Metode
Tachymetri adalah metode pengukuran
titik yang dapat digunakan untuk penentuan jarak datar dan beda tinggi yang
tidak membutuhkan ketelitian yang akurat ( untuk pekerjaan yang sederhana
2.
Metode Trigonometri
Metode
Trigonometri adalah metode pengukuran titik yang digunakan untuk penentuan
jarak, sudut dan beda tinggi secara tidak langsung.
3.
Metode Polar
Dalam penentuan titik
batas dibutuhkan minimal tiga data ukuran yang diukur dengan menggunakan
minimal titik tetap (referensi)
Setelah pengukuran pemetaan situasi dan
detail telah selesai dilaksanakan langkah berikutnya adalah melakukan
perhitungan terhadap data yang telah diperoleh dan menyajikan dalam bentuk penggambaran
peta yang dilengkapi garis konturnya.
2.5.4.7.
Perhitungan Jarak, beda
tinggi dan elefasi
Pada
pengukuran detail menggunakan theodolite
, rumus perhitungan jarak yaitu :
Jarak =0,1 (BA-BB) sin2v
Sementara
rumus perhitungan beda tinggi yaitu :
∆h = (50 (BA-BB) x (sin 2v) +
(tinggi alat –BT)
1000
Perhitungan
Elefasi menggunakan rumus :
E = h0 ± ∆h
Keterangan
:
BA = Benang Atas
BB = Benang Bawah
BT = Benang Tengah
v =
sudut vertikal
2.5.5 Metoda Praktikum
2.5.5.1.
Alat dan Bahan
Adapun
bahan yang digunakan pada praktikum pemetaan situasi dan detail situasi adalah
:
1.
Patok
2.
Payung
3.
Kerta millimeter
4.
kertas kalkir
5.
sketsa
Adapun alat yang digunakan pada
praktikum ini yaitu :
1.
Theodolith
2.
Rambu Ukur
3.
Statip
4.
Meteran
5.
Kalkulator
6.
Peralatan Menggambar
2.5.5.2.
Prosedur Kerja
Tahap
–tahap dalam praktikum pemetaan situasi dan detail dapat dilakukan sebagai
berikut :
1.
Siapkan alat dan
keperluan pengukuran
2.
Lakukan orientasi
terhadap daerah atau medan yang akan diukur, sketsalah secara kasar untuk
membantu dalam penandaan titik dan keteraturan dalam pengukuran
3.
Tentukan titik target
yang akan jadi kerangka polygon, dirikan alat pada titik awal dengan sempurna.
4.
Posisikan alat pada
kedudukan biasa, bidik titik belakang (patok belakang) untuk pembacaan benag
atas, benang tengah, dan benang bawah, kemudian nolkan bacaaan sudut
horizontalnya. Lalu catat sudut horizontal (0o) dan verikal
5.
Arahkan teropong ke titik
depannya (patok depan ), kemudian baca-bacaan benang, sudut vertikal dan sudut
horizontalnya
6.
Lakukan pengukuran jarak
secara manual dengan menggunakan peta ukur (meteran) yaitu titik berdirinya
alat ke titik/patok. Pengukuran ini dilakuakn dengan cara pulang pergi. Pada
saat pengukuran pita ukur ( meteran ) haruslah tegang, lurus, dan datar
7.
Pada titik yang sama,
ubah posisi alat menjadi luar biasa dan kemudian baca-bacaan benangnya, sudut
vertikal dan sudut horizontalnya
8.
Kemudian arahkan lagi
teropong ke titik belakang. Kemudian baca-bacaan bengnya, sudut vertikal dan
sudut horizontalnya
9.
Masih pada titik yang
sama posisikan alat pada keadaan yang biasa, kemudian pada sketsa yang telah
dipersiapkan rencanakanlah pembidikan yang teratur terhadap objek-objek alam
(unsur buatan alam, unsur buatan manusia, dan pada titik ekstrim) yang akan
dipetakan dengan mencantumkan abjad pada batas-batas yang telah ditentukan.
Usahakan pembidikan tetap teratur searah dengan putaran jarum jam, menurut
nomor untuk tidak menimbulkan kekacauan dalam penulisan data pada formulir atau
dalam penggambaran
2.5.6 Hasil dan Pembahasan
2.5.6.1 Hasil
Pada praktikum peta detail situasi dari
Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam. Untuk memulai pembuatan peta
detail kita harus terlebih dahulu membuat
polygon dan koordinat dari polygon
yang dibuat didapatkan dari perhitungan rumus 15 yaitu :
Patok
|
Koordinat
Poligon
|
|
Jarak
(m)
|
Jarak
menggunakan skala 1:200 (cm)
|
|
A
|
(0;0)
|
(0,0)
|
B
|
(4,7562 ; 46,0054)
|
(0,0190 ; 0,1840)
|
C
|
(-50,3423 ; 8,9881)
|
(-0,2013 ; 0,0359)
|
D
|
(-108,1291 ; -27,7499)
|
(-0,4327 ; -0,1109)
|
E
|
(-95,1361 ; -90,0235)
|
(-0,3805 ; -0,3600)
|
F
|
(-38,5415 ; -69,5962)
|
(-0.3941 ; -0,2783)
|
Sumber
: Hasil Analisa Data Praktikum
2.5.6.2 Pembahasan
Sebelum
praktikum detail situasi kami melakukan
pembuatan sketsa manual.
Sketsa ini untuk memudahkan titik mana saja yang akan ditembak dalam detail
situasi. Titik yang akan diukur di detail situasi ini yaitu bangunan, parit, koridor, pohon,
lampu taman serta bangunan lainnya yang berjarak 100 m dari patok. Selain
melakukan pengukuran dengan theodolite
kami juga melakukan pengambilan data dengan pengukuran manual, hal ini
dilakukan karena ada bagian yang tidak dapat terjangkau oleh theodolite.
Dalam pengambilan data, theodolite dipengaruhi oleh faktor
lingkungan di antaranya hujan, angin dan panas. Selain itu juga disebabkan oleh human
error seperti ketidaksengajaan menyentuh kaki statip dan kesalahan shooter dalam pembacaan benang. Data
yang didapatkan berupa sudut vertikal, horizontal serta data benang atas,
benang bawah, dan benang tengah. Semua data yang didapatkan tersebut nantinya
akan digunakan dalam pencarian jarak, beda tinggi dan elevasi bangunan dari
patok yang kita punya. Data yang telah diolah tersebut digunakan untuk
pembuatan peta detail situasi.
Hasil
yang di dapatkan berupa titik dengan nilai yang berbeda-beda pada setiap titik
yang di bidik. Selain pembidikan dengan menggunakan theodolit, untuk pengukuran jarak setiap bangunan yang ada juga
menggunakan pita ukur. Sehingga nantinya nilai yang diperoleh theodolit dengan nilai yang diperoleh
dengan menggunakan pita ukur (manual) dapat di bandingkan. Karena setiap
pembidikan, tidak semua titik yang bisa di bidik. Sehingga untuk menggambarkan
ke kertas milimeter kita membutuhkan data jarak manual dari pengukuran yang
menggunakan pita ukur tersebut.
Pada
penggambaran detail dilakukan perhitungan jarak semua objek atau benda
menggunakan skala yang sudah ditentukan. Pada gambar detail situasi terdapat
simbol untuk menentukan setiap objek atau benda. Jarak objek yang tidak
tertembak oleh praktikum di ukur secara manual. Pada saat penggambaran detail situasi kami menggunakan
skala 1:200.
2.5.7. Kesimpulan dan Saran
2.5.7.1 Kesimpulan
Dari praktikum Detail Situasi yang kami lakukan selama 3 minggu ini
dapat disimpulkan bahwa sebelum melakukan praktikum detail situasi diperlukan
sketsa agar memudahkan titik pengamatan yang akan ditembak. Pembuatan sebuah
peta detail situasi membutuhkan semua data sudut dan jarak dari bangunan yang ada disekitar radius 100 meter dari tiap patok. Data yang digunakan tidak hanya data theodolite tetapi juga data dari manual
karena ada yang tidak bisa terbaca oleh thedolite.
Data manual dilakukan untuk titik-titik sudut yang terhalang oleh pohon dan
gedung. Titik-titik sudut yang didapat dari hasil pengukuran theodolite hampir sebanding dengan
titik-titik sudut yang didapat dari hasil pengukuran manual. Apalagi
titik-titik sudut di lokasi praktikum ini sangat banyak karena terdapat banyak
gedung.
2.5.7.2 Saran
Saran untuk praktikum kedepannya berjalan dengan
lancar yaitu :
1.
Praktikan harus terlebih
dahulu mengetahui tentang teori pengambilan data dilapangan.
2.
Praktikan harus bisa
memaksimalkan waktu praktikum agar praktikum cepat selesai dan hasil yang
didapatkan juga maksimal.
3.
Perhatikan kondisi dari theodolite agar tidak terjadi error.
4.
Jika terjadi terjadi
kendala maka segera tanyakan kepada asisten yang mendampingi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar